Hello Skandis!
“Rajin mengajak Si Kecil ngobrol menjadi salah satu cara yang cukup efektif untuk mengatasi keterlambatan bicara pada anak. Ajak anak berdiskusi mengenai hal-hal yang menarik bagi mereka, misalnya membahas tentang kartun kesukaan atau kegiatan yang dilalui selama satu hari. Selain itu, bercerita menggunakan buku-buku dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi speech delaypada anak.”
Melihat tumbuh kembang anak secara baik dan bertahap adalah keinginan banyak orangtua. Satu tahapan yang cukup penting pada tumbuh kembang anak adalah tahap berbicara atau mengucapkan kata-kata. Namun, anak bisa saja mengalami keterlambatan bicara atau speech delay.
Stimulasi pada anak memang seharusnya dilakukan sejak dini agar anak terhindar dari masalah keterlambatan berbicara atau speech delay. Namun, jangan khawatir, ibu bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengatasi speech delay pada anak:
1. Lakukan Diskusi Sederhana dengan Si Kecil
Rajin mengajak Si Kecil ngobrol menjadi salah satu cara yang cukup efektif untuk mengatasi keterlambatan bicara pada anak. Ajak anak berdiskusi mengenai hal-hal yang menarik bagi mereka, misalnya membahas tentang kartun kesukaan atau kegiatan yang dilalui selama satu hari.
Tidak perlu kalimat yang panjang, gunakan kalimat-kalimat sederhana yang mudah dimengerti anak, sehingga anak tidak kesulitan untuk menjawab semua pertanyaan ibu. Dengan begini, ibu menciptakan suasana diskusi yang menarik untuk anak. Ke depannya, anak juga akan tertarik jika ibu kembali mengajak anak berdiskusi.
2. Belajar Bernyanyi Bersama
Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan menyenangkan untuk anak kecil. Ciptakan suasana menyanyi sesantai mungkin, berikan lagu anak-anak yang memiliki kata-kata sederhana dan nada sederhana. Lakukan nyanyian dengan memberikan sedikit gerakan tarian agar anak merasa tertarik.
Selain melatih gerak, bernyanyi bersama akan membuat anak memiliki tambahan kosakata. Tidak perlu berganti lagu setiap hari, yang penting anak ibu bisa bertambah kosakatanya setiap hari. Jika satu lagu sudah berhasil dinyanyikan dengan baik, boleh berganti lagu agar kosakata juga semakin bertambah.
3. Membacakan Buku Cerita atau Mendongengkan Anak
Selain bernyanyi, nyatanya bercerita dengan menggunakan buku-buku dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi speech delay pada anak. Selain bisa meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosakata pada anak, bercerita atau dongeng juga bisa menambah waktu berkualitas antara anak dan orangtua.
Kapan Perlu Waspada dan Mendeteksi Speech Delay pada Anak?
Pemeriksaan ke dokter sedini mungkin ketika melihat adanya kejangggalam pada kemampuan berbahasa anak memang penting. Sebab, berbagai terapi medis untuk speech delay biasanya akan berkurang keefektifannya jika dilakukan jika anak sudah lebih besar atau pada sekitar usia sekolah. Lalu kapan orangtua perlu mulai waspada dan menyadari adanya gejala speech delay pada anak?
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorder, perkembangan bicara setiap anak memang berbeda-beda. Namun, ada patokan dasar yang bisa digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan bicara anak, sesuai usianya. Hal ini bisa diterapkan untuk mendeteksi apakah anak mengalami keterlambatan dalam berbicara atau tidak.
Berikut adalah patokan kemampuan berbicara anak sesuai usianya:
- Usia 3 bulan. Di usia ini, bayi biasanya sudah mulai mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti atau bisa dibilang bahasa bayi (blabbing). Selain itu, ia juga sudah mulai bisa mengenali dan mendengarkan suara serta memperhatikan wajah orangtuanya saat sedang berbicara kepadanya. Jadi, berusahalah untuk jeli dengan tiap tangisan yang ia keluarkan. Sebab, pada usia tiga bulan, bayi sudah bisa menangis untuk kebutuhan yang berbeda-beda.
- Usia 6 bulan. Bayi mulai mengeluarkan suara-suara yang berbeda, dan suku katanya mulai terdengar lebih jelas, seperti “pa-pa” atau “ba-ba”. Barulah ada akhir usia enam bulan, ia akan mulai bersuara untuk mengekspresikan kondisinya saat senang atau sedih, menoleh ke arah datangnya suara, dan memperhatikan alunan musik.
- Usia 9 bulan. Menginjak usia 9 bulan, bayi akan mulai memahami beberapa kata dasar seperti ‘”tidak” atau “ya”. Ia juga akan mulai menggunakan nada suara yang lebih luas.
- Usia 12 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan kata “mama” atau “papa” dan menirukan kata-kata yang diucapkan orang terdekat di sekitarnya. Pada usia ini, bayi juga sudah bisa memahami beberapa perintah seperti, “ayo, sini” atau “ambil botolnya”.
- Usia 18 bulan. Di usia ini, bayi sudah bisa mengulang kata-kata yang orangtua ucapkan kepadanya dan akan menunjuk ke sebuah benda atau bagian tubuh yang orangtua sebutkan. Selain itu, bayi juga sudah bisa mengucapkan sekitar 10 kata dasar. Namun, jangan khawatir jika ada beberapa kata yang masih belum jelas pengucapannya seperti kata “makan” disebut “mam”.
- Usia 24 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan setidaknya 50 kata dan berkomunikasi memakai dua kosa kata.
- Usia 3-5 tahun. Kosakata yang dimiliki anak pada usia ini akan berkembang dengan cepat. Di usia tiga tahun, sebagian besar anak-anak sudah dapat menangkap kosakata baru dengan cepat. Mereka juga sudah bisa memahami perintah yang lebih panjang.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak? Ibu dan ayah bisa menanyakannya pada dokter spesialis anak
Baca Juga :