Hello Skandis!
Saat ini, Skandis telah memasuki akhir bulan Desember 2024, dan dalam waktu beberapa hari lagi, seluruh dunia akan merayakan pergantian Tahun Baru Masehi. Lantas, bagaimana sebenarnya asal-usul perayaan Tahun Baru Masehi ini?
Tahun Baru Masehi menandai pergantian tahun menurut kalender Masehi, sistem penanggalan yang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia. Hal ini membuat perayaan pergantian tahun menjadi momen yang dirayakan dengan penuh kegembiraan oleh hampir semua orang di berbagai belahan dunia.
Kapan tepatnya Tahun Baru Masehi mulai dirayakan? Dan bagaimana sejarah penggunaan kalender ini? Simak fakta-fakta menarik tentang perayaan Tahun Baru Masehi berikut ini.
Asal-usul Perayaan Tahun Baru
Menurut situs History, catatan tertua mengenai perayaan Tahun Baru berasal dari sekitar 4000 tahun yang lalu, pada masa Kekaisaran Babilonia Kuno. Pada saat itu, masyarakat Babilonia merayakan pergantian tahun berdasarkan ekuinoks vernal, yaitu titik balik matahari yang menandai awal musim semi astronomis.
Perayaan Tahun Baru ini dilakukan melalui festival religius yang dikenal sebagai Akitu. Festival tersebut melibatkan serangkaian ritual yang berlangsung selama 11 hari. Bagi masyarakat Babilonia, pergantian tahun juga menandai dimulainya peristiwa politik penting, seperti penobatan raja baru atau pengukuhan mandat kerajaan.
Asal-usul Perayaan Tahun Baru Masehi
Perayaan Tahun Baru Masehi berawal dari perkembangan kalender bangsa Romawi Kuno. Sebelum perubahan besar, sistem penanggalan mereka hanya terdiri dari 10 bulan dan 304 hari.
Perubahan signifikan terjadi pada abad ke-8 SM, ketika Raja Numa Pompilius, raja kedua Roma, menambahkan dua bulan baru, yakni Januari dan Februari, dalam kalender Romawi. Kemudian, Julius Caesar berkonsultasi dengan para ahli astronomi dan matematika untuk menyempurnakan sistem penanggalan tersebut.
Caesar memperkenalkan kalender Julian dan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama dalam kalender tersebut. Penetapan ini dilakukan untuk menghormati Dewa Janus, dewa yang digambarkan memiliki dua wajah, simbol dari kemampuan untuk melihat masa depan dan masa lalu.
Masyarakat Roma merayakan Tahun Baru dengan berbagai tradisi, seperti memberikan persembahan untuk dewa, bertukar hadiah, menghias rumah, dan mengadakan pesta. Pada abad pertengahan, gereja Kristen di Eropa mulai mengikuti perayaan Tahun Baru pada 1 Januari.
Tanggal ini kemudian dianggap memiliki makna religius, terletak di antara perayaan Natal pada 25 Desember dan Paskah pada 25 Maret. Pada tahun 1582 M, Paus Gregory XIII juga menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru dalam kalender Gregorian yang berlaku hingga saat ini.
Tradisi Perayaan Tahun Baru di Berbagai Negara
Tahun Baru merupakan momen yang dirayakan oleh masyarakat di seluruh dunia dengan beragam tradisi unik. Setiap negara memiliki cara tersendiri untuk memperingati pergantian tahun. Berikut beberapa tradisi perayaan Tahun Baru yang menarik dari berbagai belahan dunia:
-
Melempar Bunga Putih ke Laut, Brasil
Di Brasil, warga biasanya berkumpul di pantai untuk menyambut Tahun Baru dengan membawa bunga putih. Bunga-bunga ini kemudian dilemparkan ke laut sebagai simbol penghormatan kepada Dewi Lautan. Tradisi ini juga diyakini membawa berkah dan keselamatan di tahun yang baru.
-
Makan 12 Anggur, Spanyol
Di Spanyol, ada kebiasaan memakan 12 anggur tepat sebelum detik-detik pergantian tahun. Setiap anggur melambangkan harapan untuk satu bulan di tahun yang akan datang. Tradisi ini dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan dan menghindarkan dari nasib buruk.
-
Serba Bulat, Filipina
Di Filipina, masyarakat merayakan Tahun Baru dengan menyajikan makanan berbentuk bulat. Mereka juga mengenakan pakaian dengan motif bulat. Orang Filipina percaya bahwa bentuk bulat melambangkan keberuntungan dan rezeki, sehingga diyakini dapat membawa nasib baik sepanjang tahun.
-
Menyantap Puding Almond, Swedia dan Norwegia
Di Swedia dan Norwegia, tradisi Tahun Baru melibatkan sajian puding nasi dengan kacang almond yang tersembunyi di dalamnya. Siapa pun yang menemukan kacang almond tersebut dipercaya akan mendapatkan keberuntungan selama setahun penuh.
-
Berkeliling dengan Koper Kosong, Kolombia
Di Kolombia, ada tradisi yang cukup unik di mana orang-orang berlari mengelilingi rumah sambil membawa koper kosong. Tradisi ini diyakini dapat membawa keberuntungan berupa perjalanan dan petualangan di tahun yang baru. Masyarakat Kolombia berharap agar tahun yang baru dipenuhi dengan kesempatan untuk berwisata dan menjelajah dunia.
Itulah beberapa tradisi perayaan Tahun Baru yang menarik di berbagai negara. Sudah siap merayakan Tahun Baru dengan suka cita? Jangan lupa untuk merencanakan liburan Tahun Baru Skandis!