Hello Skandis!
Kata ‘Oppenheimer’ beberapa waktu tengah ramai dibicarakan netizen dan publik Indonesia. Apa sebenarnya artinya? Oppenheimer merupakan judul film yang tengah rilis secara serentak di bioskop-bioskop seluruh dunia pada Rabu (19/7/2023) kemarin. Rilisnya film Oppenheimer berbarengan dengan film Barbie yang juga ikut menggemparkan dunia.
Karena hal itu banyak yang membuat istilah ‘Barbenheimer’ dengan maksud menonton Barbie dan Oppenheimer bersama dalam satu hari secara bergantian karena rilis di hari yang sama. Namun, siapa sebenarnya Oppenheimer?

-
Pendidikan Bapak Bom Atom
Dikutip melalui detiknews, Kamis (20/7/2023) Oppenheimer adalah seorang pria yang memiliki nama lengkap Julius Robert Oppenheimer. Ia adalah seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika Serikat (AS) yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Bom Atom’.
Julukan itu didapatkannya kala melakukan Proyek Manhattan sebuah penelitian di era Perang Dunia II untuk membuat senjata nuklir. Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur Laboratorium Los Alamos yang bertanggung jawab dalam melakukan riset dan desain bom atom.
Lahir pada 22 April 1904 di Kota New York, Amerika Serikat, keluarga Oppenheimer berasal dari imigran Yahudi di Jerman. Meski begitu, hidupnya dipenuhi dengan masalah akademisi.
Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Harvard mempelajari kimia pada tahun 1922. Setelah selesai, ia melakukan perjalanan ke Cambridge, Inggris untuk memulai pekerjaan pascasarjana yang mempelajari fisika.
Pada masa itu ia memulai penelitian tentang atom karena bekerja di Laboratorium Cavendish di bawah pemenang Hadiah Nobel J.J. Thomson. Thomson terkenal sebagai orang yang mendeteksi elektron pertama.
Pekerjaan itu hanya dilakukannya setahun dan Oppenheimer melanjutkan studi di Universitas Gottingen, Jerman. Kampus itu terkenal sebagai pusat fisika teoritis.
Selama studi pascasarjananya, Oppenheimer menerbitkan banyak jurnal yang berkontribusi pada teori kuantum yang baru dikembangkan. Salah satu karya yang penting adalah pendekatan Born-Oppenheimer.
Pada tahun 1927, ia telah menerima gelar doktor dan menjadi profesor di University of California, Berkeley dan California Institute of Technology. Selama masa studi yang menghabiskan waktu 13 tahun, ia telah melakukan penelitian penting dalam banyak bidang ilmiah termasuk fisika nuklir, teori medan kuantum, dan astrofisika.
Pada tahun 1930-an Oppenheimer terlibat dalam politik di Jerman. Ia menyadari Nazi Jerman, yakni Hitler mengembangkan senjata bertenaga nuklir pertama di dunia yang membuatnya tertarik dan bergabung.
-
Proyek Manhattan AS dan Bom Hiroshima-Nagasaki
Sejarawan Alex Wallerstein mengungkapkan Oppenheimer terlibat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom. Termasuk dalam keputusan di mana bom atom akan dijatuhkan.
Baca Juga:
- Ini 5 Film Underrated yang Wajib Ditonton
- 8 Foto yang Diambil Sebelum Tragedi Mengerikan Terjadi
- Film-film Hollywood yang Menyimpan Tragedi di Balik Layar
“Ia sendiri yang memutuskan bagaimana sebaiknya bom atom digunakan. Ia meminta agar bom atom tidak dijatuhkan di kota-kota besar. Ia juga masuk dalam komite yang memutuskan di mana saja bom-bom atom akan dijatuhkan,” kata Wallerstein.
Ditunjuk langsung Jenderal Leslie Groves yang merupakan Direktur Proyek Manhattan, Oppenheimer naik dengan cepat sebagai direktur pengembangan senjata. Namun kurang dari tiga tahun menjabat, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.

Tepatnya pada 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki. Efeknya sangat mengerikan, dengan jumlah korban meninggal hingga 226.000 orang.
Karena besarnya korban, Oppenheimer menyesal dan dua bulan kemudian mundur dari jabatannya sebagai Direktur Laboratorium Los Alamos. Diketahui sekitar tahun 1947-1952, Oppenheimer menjabat sebagai penasihat Komisi Energi Atom Amerika Serikat.
Ia mendorong keras kontrol internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan mendesak penghentian perlombaan pembuatan senjata antara AS dan Uni Soviet.
-
Penyesalan Oppenheimer-Kematian
Sebelum bom atom menghantam Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer pernah berkata yang diartikan sebagai penyesalan. Namun, hingga kini belum jelas betul ia dikatakan menyesal atau tidak.
Kala itu terjadi pada 16 Juli 1945. Dia bersama timnya melakukan uji coba ledakan bom atom di Alamogordo, New Mexico. Dari kejauhan ia melihat efek ledakan berupa awan jamur yang membumbung tinggi ke angkasa.
Oppenheimer berujar, “Saya teringat dengan kalimat di kitab Hindu, Bhagavad-Gita … ‘Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia’.”
Setelah bom atom di Jepang tepatnya Oktober 1945, Oppenheimer bertemu Presiden Amerika Serikat saat itu yakni Harry S.Truman. Ia mengatakan karena bom nuklir di Jepang, tangannya sekarang berlumuran darah.

Mendengarnya, Truman menampik kata-kata Oppenheimer dan mengatakan bila dirinyalah yang akan bertanggung jawab.
Beberapa tahun berlalu, pada tahun 1963 Oppenheimer mendapat Penghargaan Enrico Fermi dari Presiden John F. Kennedy. Penghargaan itu dinilai sebagai isyarat minta maaf dan menandakan rehabilitasi politik bagi para ilmuwan terkenal.
Hingga akhirnya, tiga tahun kemudian tepatnya 18 Februari 1967, Oppenheimer meninggal karena kanker tenggorokan di Princeton, New Jersey. Momen itu terjadi setelah ia satu tahun pensiun dari perjalanannya yang panjang untuk melobi atau kontrol internasional senjata nuklir dan energi atom.
Itulah selengkapnya tentang masa hidup J Robert Oppenheimer. Jadi, Skandis berminat untuk menonton filmnya?
Baca artikel detikedu, “Mengenal Oppenheimer, Bapak Bom Atom Pencipta Hiroshima dan Nagasaki” selengkapnya https://www.detik.com/edu/edutainment/d-6832145/mengenal-oppenheimer-bapak-bom-atom-pencipta-hiroshima-dan-nagasaki.