Hello Skandis!
Perayaan Hari Kemerdekaan merupakan momen penting bagi setiap negara untuk memperingati dan merayakan perjuangan para pahlawan serta usaha negeri dalam meraih kemerdekaan dan membebaskan diri dari penjajah. Di Indonesia, Hari Kemerdekaan diperingati setiap tanggal 17 Agustus.Umumnya, hari kemerdekaan Indonesia merayakannya dengan mengadakan lomba-lomba khas seperti tarik tambang, panjat pinang, atau lomba makan kerupuk. Ternyata, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi khas untuk merayakan Hari Kemerdekaan masing-masing.
Apa saja tradisi tersebut? Berikut adalah Tradisi perayaan hari kemerdekaan di berbagai daerah di Indonesia:
Aceh – Tradisi Pacu Kude
Pacu Kude adalah tradisi lomba pacu kuda tradisional tanpa menggunakan pelana. Tradisi ini sudah hadir sejak masa kolonial belanda pada tahun 1800-an untuk merayakan hari panen atau merayakan ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina setiap tanggal 31 Agustus setelah Indonesia merdeka, tradisi ini pun diambil kembali oleh pemerintah dan dijadikan tradisi untuk merayakan HUT RI. Uniknya kuda yang digunakan merupakan hasil persilangan kuda Australia dengan kuda Gayo.
Banjarmasin – Lomba Dayung Jukung
Lomba Dayung Jukung atau juga dikenal Lomba Dayung Perahu Naga merupakan perlombaan yang cukup dikenal oleh banyak orang baik warga lokal atau warga dari provinsi yang berbeda. Dayung Jukung adalah perlombaan mendayung perahu berbentuk naga yang sering diadakan pada Sungai Martapura. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1924, tidak hanya untuk merayakan hari kemerdekaan saja tradisi ini juga untuk mencari bibit unggul pendayung handal. Karena sudah dikenal oleh banyak orang, perlombaan ini pun sering mendapatkan peserta dari berbagai macam provinsi.
Semarang – Obor Estafet
Tradisi yang satu ini juga tidak kalah unik. Warga dari Semarang merayakan hari kemerdekaan mereka dengan mengadakan perlombaan estafet obor yang dilakukan pada malam hari. Dalam lomba ini peserta akan berlari sambil membawa tongkat untuk diestafetkan kepada timnya. Hal yang membuat uniknya adalah tongkat yang digunakan merupakan tongkat obor yang menyala. Masyarakat Semarang memilih obor sebagai perayaan hari kemerdekaan karena merupakan simbol semangat dari para pahlawan saat sedang memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Batam – Lomba Sampan Layar
Tidak hanya di Banjarmasin, di Batam pun terdapat perlombaan Sampan Layar yang merupakan perlombaan perahu tradisional warga pulau-pulau di Kepulauan Riau(Kepri). Lomba Sampan Layar sudah ada turun temurun sejak tahun 1965 untuk merayakan HUT RI. Mayoritas peserta melayan, terkadang wisatawan pun ikut serta dalam perlombaan ini. Mereka pun menghiasi sampan yang berkapasitas 9 orang dengan layar warna-warni, menyusuri rute perlombaan sepanjang 5 kilometer di area perairan Batam.
Kebumen – Sepakbola Durian
Tradisi perlombaan yang satu ini cukup unik dan ekstrim. Masyarakat asal Kebumen ini mengadakan pertandingan sepak bola. Bedanya bola yang digunakan adalah buah durian. Karena cukup ekstrim, pertandingan ini hanya boleh diikuti oleh beberapa orang tertentu saja seperti anggota Laskar Densus 99 dsn anggota Forum Spiritual. Sebelum pertandingan dimulai pun akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.
Lombok – Peresean
Peresean merupakan tradisi khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang melakukan pertarungan antara dua laki-laki yang menggunakan senjata tongkat rotan dan perisai kulit kerbau nan tebal. Ini adalah permainan adu tangkas dan kanuragan yang khas dari suku sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Peresean termasuk kesenian tradisional ekstrem. Namun memiliki pesan moral untuk menjaga persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki.
Jakarta – Upacara Istana Merdeka
Sebagai tempat Ibu Kota Indonesia dan menjadi tempat proklamasi kemerdekaan dibacakan, masyarakat Jakarta hendak atau selalu melakukan upacara di Istana merdeka untuk mengingatkan hari kemerdekaan. Upacara ini merupakan upacara pengibaran bendera dengan skala besar dimana presiden dan wakil presiden ikut serta dalam upacara.
Menurut Skandis, tradisi dari daerah mana yang paling unik?
Baca juga: