Hello Skandis!
Masih ingat dengan permainan tradisional Indonesia yang keberadaannya sudah hilang seiring berjalannya waktu? Permainan tradisional manakah yang paling berkesan dan nostalgia di masa kecil Skandis?
Gadget Menggantikan Peran Permainan Tradisional
Diketahui mayoritas anak-anak Indonesia dari berbagai kalangan meminati gadget, smartphone, video game, dan game online.
Padahal, beragam manfaat dapat dirasakan anak-anak melalui permainan tradisional, antara lain meningkatkan kreativitas dan menjaga kesehatan tubuh. Nah daripada penasaran, yuk kita lihat peringkat permainan tradisional Indonesia.
15 Permainan Tradisional Indonesia
1. Congklak
Permainan tradisional Indonesia yang pertama adalah congklak. Permainan yang menggunakan biji kerang dan papan berlubang ini hanya bisa dimainkan oleh dua orang.
Papan lubangnya sendiri terdiri dari 16 lubang dan 98 biji kerang. Tempatkan dalam jumlah yang sama pada setiap lubang, kecuali lubang besar di kiri dan kanan.
Untuk bermain, Skandis harus memutuskan siapa yang akan memulai terlebih dahulu. Pemain pertama menaruh satu biji kerang pada setiap lubang dari kiri ke kanan hingga ia biji kerang habis, kemudian mengambil kembali biji kerang tersebut dari tempat terakhir ia menaruhnya.
Bergantian dengan pemain kedua dan ulangi sampai benih berada di lubang kosong. Jika Anda mempunyai biji kerang terbanyak di lubang besar sebelah kiri, Skandis adalah pemenangnya.
2. Bola Bekel
Permainan tradisional selanjutnya adalah Bola bekel. Yang Skandis butuhkan hanyalah bola karet dan biji yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Skandis hanya perlu memantulkan bola dan mengumpulkan bijinya, namun permainan ini membutuhkan keterampilan, kecepatan tangan, dan konsentrasi penuh.
Jika tidak, Skandis tidak akan naik level dan kalah dari pemain lain. Game ini juga bisa dimainkan oleh banyak orang. Semakin tinggi level yang Skandis capai, semakin sulit permainannya. Karena kamu harus memetik bijinya satu persatu hingga bisa mengambil 6 biji sekaligus dalam satu kali Pantulan bola.
3. Lompat Karet
Siapa di sini, yang sehabis pulang sekolah langsung main lompat karet? Permainan yang biasa dimainkan oleh para anak-anak perempuan ini, juga harus diperlukan keahlian, terutama dalam hal melompat tinggi.
Karetnya sendiri juga menggunakan karet gelang yang disambung menjadi sebuah tali panjang yang tidak mudah putus. Permainan ini, bisa dilakukan oleh banyak orang. Dua orang di antaranya harus menjadi penjaga karet dan harus memegangnya, sampai ada pemainnya yang gagal, lalu bergantian jaga.
4. Jingkrak/Engklek/Kotak Sembilan
Untuk permainan tradisional yang satu ini, tidak memerlukan properti yang penting. Karena Skandis, hanya memerlukan pecahan genting tanah liat saja, dan lahan tanah yang cukup luas serta rata.
Selanjutnya, Skandis bisa mulai membuat garis yang membentuk kotak, berjumlah sembilan buah, serta pecahan genting untuk dilemparkan.
Permainan ini sangat sederhana, karena cara bermainnya cukup melemparkan pecahan genting ke dalam kotak, dan Skandis harus melompat sampai kotak yang terdapat pecahan genting tadi.
Selain membutuhkan keseimbangan melompat dengan satu kaki, pemain juga harus konsentrasi saat melempar genting ke dalam kotak. Jika meleset, maka Skandis harus mengulangnya dari awal.
5. Kucing Jongkok
Selanjutnya ada permainan kucing jongkok, yang juga tidak memerlukan properti apapun, untuk memainkan. Karena Skandis hanya perlu mengumpulkan orang sebanyak mungkin untuk dijadikan peserta.
Di sini kamu hanya perlu menentukan siapa yang akan menjadi kucing (satu orang) untuk mengejar-kejar peserta yang tidak jongkok. Jika ada peserta yang tertangkap kucing, maka ia harus bergantian menjadi kucingnya.
6. Kelereng
Siapa yang sampai sekarang masih mengoleksi kelereng atau gundu? Ya, permainan tradisional ini sangat keren pada zamannya.
Ada banyak jenis permainan kelereng, yang intinya kamu harus menyentil kelereng lawan hingga tepat sasaran. Jika tepat sasaran, maka kelereng lawan bisa menjadi milik Skandis.
7. Petak Umpet
Sama seperti permainan kucing jongkok, permainan tradisional petak umpet juga tidak membutuhkan properti apa-apa dan hanya membutuhkan peserta saja. Petak umpet juga hanya membutuhkan satu orang penjaga yang akan mencari semua peserta yang bersembunyi sampai semuanya ditemukan. Uniknya, penjaga dipilih dengan cara disebut urutan barisnya oleh penjaga sebelumnya.
Ada hal yang mungkin bikin kamu rindu dari permainan ini, yakni ada peserta yang pulang dan tidak bersembunyi, sehingga penjaga kewalahan untuk menemukannya. Hehe jahil ya!
8. Egrang
Permainan tradisional Indonesia yang selanjutnya ini, mungkin harus membutuhkan keahlian keseimbangan yang baik. Karena, bermain egrang tidaklah mudah. Permainan yang terbuat dari kayu atau bambu ini, dibuat bak tongkat yang bisa dinaikkan dan digunakan untuk berjalan.
Bahkan, buat Skandis yang baru mencoba, pasti akan sulit menyeimbangkannya, bahkan hingga terjatuh berkali-kali hingga akhirnya berhasil.
9. Bentengan
Pernah main bentengan waktu sekolah di jam olahraga? Pasti kamu anak 90an ya! Karena permainan tradisional bentengan merupakan salah satu permainan yang membutuhkan kerjasama kelompok.
Pasalnya, semua peserta benteng harus menjaga benteng dan anak buah, agar tidak diambil musuh. Bahkan, sesekali musuh akan memberontak, agar pemilik bentek memencar dan musuh akan lebih mudah menangkapnya, dan menguasai benteng.
10. Gasing
Bukan anak 90-an kalau Skandis belum pernah main permainan tradisional gasing, yang terbuat dari kayu, atau plastik. Biasanya, sepulang sekolah anak-anak akan berkumpul di lapangan untuk beradu gasing masing-masing. Untuk bisa bermain gasing, setiap anak harus memiliki satu gasing.
Biasanya, beradu gasing bisa dilakukan di tanah lapang, atau di dalam kuali raksasa. Ketika beradu, siapa gasing yang paling cepat berhenti, dialah yang kalah. Kalau Skandis, pernah punya gasing jenis apa?
11. Ular Naga Panjang
Permainan tradisional yang satu ini sangat unik. Selain tidak membutuhkan properti, permainan ini juga memiliki lagu yang harus dinyanyikan, saat permainan dimulai.
Peserta dalam permainan ini juga tidak terbatas, namun minimal ada empat orang. Dimana dua orang diantaranya harus menjadi penjaga, dan membuat terowongan.
Peserta lainnya, akan berbaris bak ular naga yang panjang, sambil bernyanyi. ketika lagu habis, penjaga akan menutup terowongannya. Peserta yang kena perangkap terowongan saat lagu habis, maka akan keluar dari barisan.
12. Rangku Alu
Sudah jarang dimainkan, permainan rangku alu juga membutuhkan keahlian dalam berkonsentrasi. Permainan yang juga memiliki lagu ini, membutuhkan empat batang bambu sebagai properti.
Selanjutnya, ada satu peserta yang akan menari-nari di atas bambu yang digerakan. Bambu sendiri digerakan oleh empat orang, yang masing-masing menggerakan ujung bambu ke kiri dan ke kanan, sesuai irama.
13. Pletokan
Merasa menjadi seorang penembak ulung, permainan tradisional ini sangat digemari pada zamannya oleh anak laki-laki maupun perempuan. Permainan ini hanya membutuhkan sebuah bambu kecil yang sudah dirakit, dan koran basah sebagai pelurunya.
Biasanya, anak-anak zaman dulu memainkan alat ini untuk bermain perang-perangan atau untuk menembak burung. Pelurunya sendiri tidak terlalu sakit jika terkena tubuh, namun suara yang dihasilkan sangat nyaring bak petasan.
14. Mendorong Ban Bekas
Karena zaman dulu belum banyak permainan modern, sehingga barang bekas pun bisa dijadikan mainan, seperti ban sepeda bekas. Sehingga, anak-anak sering memainkan ban sepeda bekas sebagai permainan tradisional, yang digerakan dengan tongkat, agar bisa berjalan.
Biasanya, permainan ini dijadikan untuk perlombaan. Siapa yang berhasil membawa ban sepeda bekas tersebut, ke garis finish, maka dia adalah pemenangnya. Tidak mudah untuk membuat ban berjalan seimbang dan lurus. Kamu harus membutuhkan kecepatan yang pas, keseimbangan, dan pukulan yang tepat.
15. Layang-layang
Permainan tradisional yang masih dimainkan hingga kini salah satunya adalah layangan. Selain mudah dibuat, bermain layangan juga sangat mengasyikkan.
Skandis hanya membutuhkan layangan, bisa beli atau membuatnya sendiri, beserta senar. Untuk memainkannya, kamu hanya butuh lahan luas dan lapang, seperti lapangan, sawah, hingga pantai.
Selain itu, Skandis juga pasti akan membutuhkan bantuan angin, dan keahlian yang tidak mudah. Saat ini, bentuk layangan tidak hanya kotak saja, tapi sudah banyak divariasikan dengan bentuk yang unik. Mulai dari bentuk kupu-kupu, topeng, kuntilanak, hingga keranda.
Nah, itu dia beberapa permainan Indonesia yang bikin kangen masa kecil, dan perlu dilestarikan. Meski zaman sudah semakin modern, penjual mainan tradisional nyatanya juga masih banyak.
Jika Skandis ingin mengembangkan permainan tradisional ini hadir kembali, Skandis bisa loh membuat usaha mainan tradisional, namun dengan keunikan tersendiri.
Memang tak mudah untuk membuat anak-anak zaman sekarang, beralih ke permainan tradisional, setelah mengenal gadget. Namun, dengan memulai usaha lebih dulu, Skandis bisa membantu anak-anak mencintai kembali permainan tradisional, sekaligus melestarikannya agar tidak punah.