Tidak seorang pun orangtua yang menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan menjadi pelaku kekerasan. Namun, ternyata faktor internal dan eksternal ternyata bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi pelaku kekerasan verbal maupun fisik. Untuk mengenal lebih jauh permasalah ini, kenali penyebab anak menjadi pelaku kekerasan dan cara mencegahnya.
Penyebab Anak Menjadi Pelaku Kekerasan
Perlu orangtua ketahui, setiap orang termasuk anak-anak pada dasarnya mengalami perubahan emosi dari dari waktu ke waktu. Jadi, lumrah ketika suatu saat anak-anak mengalami tantrum, setidaknya sembilan kali per minggu. Tantrum adalah salah satu cara anak-anak meluapkan emosi, seperti berteriak, menangis, hingga memukul-mukul. Hal yang tidak wajar dan perlu menjadi perhatian orangtua adalah, ketika anak lebih dari empat tahun mengembangkan sifat kasar seiring bertambahnya usia. Kondisi ini bisa menjadi bibit-bibit pelaku kekerasan. Ada beberapa faktor penyebab anak-anak menjadi pelaku kekerasan atau tumbuh dengan sifat keras, antara lain:
Rasa frustasi
Dikutip dari Yale Medicine, pemicu paling umum anak menjadi pribadi yang keras adalah rasa frustrasi ketika anak sering tidak puas atau tidak bisa memperoleh keinginannya. Anak juga bisa merasa frustrasi ketika dipaksa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ia kehendaki.
Gangguan mood
Dilansir dari ChildMindInstitute, penyebab anak menjadi pelaku kekerasan lainnya yakni gangguan mood karena beberapa kondisi, seperti bipolar. Seorang anak dengan gangguan bipolar mengalami fase manik yang dapat menimbulkan perilaku agresif. Mereka biasanya juga kehilangan kendali, impulsif, dan bisa depresi. Kondisi ini membuat mereka mengamuk dengan kemarahan yang meletup-letup.
Faktor psikosis
Dilansir dari Yankes Kemkes, psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Hal ini bisa membuat individu atau anak-anak mengembangkan kecurigaan tak beralasan terhadap orang lain atau kondisi tertentu. Kecurigaan tersebut menimbulkan rasa takut dan akhirnya mereka cenderung berusaha melawan dengan tindakan kekerasan.
Gangguan kognitif
Anak-anak yang memiliki masalah kognitif (berpikir), gangguan intelektual, atau masalah komunikasi seperti autisme dapat memicu munculnya sikap agresif. Sikap tersebut ditunjukkan karena mereka sulit mengatasi atau mengendalikan kecemasan pada dirinya sendiri.
Trauma
Trauma seperti pernah menjadi korban kekerasan atau bullyiing juga bisa memicu anak mengembangkan sikap keras atau mengarah ke perilaku kekerasan.
Paparan media
Anak-anak yang sering melihat perilaku kekerasan, entah di lingkungan keluarga, maupun di televisi, atau platform lainnya juga berisiko meniru sikap tersebut.
Faktor sosial dan ekonomi
Kombinasi dari faktor sosial ekonomi keluarga yang penuh tekanan, seperti kemiskinan, perceraian orangtua, dan kurangnya perhatian juga bisa membuat anak berperilaku kasar.
Ada beberapa penyebab anak melakukan kekerasan atau menjadi pelaku kekerasan yaitu dari gangguan mood, hingga faktor sosial dan ekonomi. Orangtua mungkin perlu berkonsultasi dengan psikolog untuk mengetahui penyebab pasti yang mendasari sang buah hati berperilaku kasar.
Source : https://health.kompas.com/read/23B27100100668/7-penyebab-anak-menjadi-pelaku-kekerasan-dan-pencegahannya