Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang tengah disukai beberapa masyarakat. Selain menyenangkan, bersepeda juga menjadi olahraga yang baik untuk membakar kalori yang ada di dalam tubuh dan menjaga kesehatan jantung.
Bersepeda juga merupakan aktivitas aerobik, artinya selama gowes, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru pun ikut berolahraga. Namun, aktivitas jantung sangat bergantung pada intensitas kecepatan maupun rute yang dilalui saat bersepeda.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Vito A. Damay, Sp.JP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC mengatakan bersepeda adalah olahraga yang dianjurkan untuk kesehatan. Menurutnya, ketika seseorang bersepeda maka akan mendapatkan 2 manfaat sekaligus.
Pertama yaitu seseorang bisa mendapatkan manfaat untuk jantungnya. Sebab otot jantung yang terbiasa terengah-engah dan kekurangan oksigen, ketika bersepeda akan muncul rambut-rambut pembuluh darah yang baru di jantungnya, sehingga memberikan jalan pintas alami untuk oksigen.
“Kedua adalah orang itu mendapatkan minimal terbiasa mencapai heart ratenya tidak terlalu kencang dibandingkan kalau dia olahraga yang lain. Dan dia bisa melindungi tubuhnya dari high impact,” imbuh dr. Vito dalam webinar ‘Pahami Detak Jantung Saat Bersepeda’, Kamis (29/9/2022).
Baca juga: Inillah Tanda-tanda Tubuh Tidak Bisa Berkeringat yang Harus Diwaspadai
Meski begitu, dr. Vito menuturkan ada baiknya bagi seseorang untuk tetap memonitor detak jantungnya ketika bersepeda. Hal ini disebut penting agar orang tersebut tetap bisa mengontrol interval hingga kecepatan ketika bersepeda.
Menurutnya, bagi atlet hal ini mungkin sudah menjadi hal yang biasa, tetapi bagi pesepeda pemula atau awam, memonitor detak jantung adalah hal yang baru. Untuk mengeceknya, seseorang dapat check up ke dokter sebelum bersepeda atau menggunakan jam yang bisa mendeteksi irama jantung.
“Irama ini yang penting, kalau dia tidak normal maka jantung kita tidak akan mengantarkan oksigen secara maksimal,” kata dr. Vito.
Lalu seperti apa detak jantung yang baik untuk kesehatan jantung seperti apa? Menurut, dr. Vito detak jantung yang baik itu berada di angka 80-85%. Untuk menghitungnya, dr. Vito mengatakan seseorang bisa mendapatkannya dari perhitungan 220 dikurangi usia, kemudian dikalikan 80-85%.
dr. Vito juga menyarankan bagi yang ingin memulai olahraga sepeda, ketahui dulu kapasitas jantungnya, salah satunya bisa dengan cek EKG. Dengan pengecekan ini, dokter bisa mengetahui apabila terdapat suara bising di jantung yang merupakan kelainan jantung.
Sementara itu, Founder Women’s Cycling Community (WCC) Tabitha Sumendap menjelaskan untuk mencegah penyakit jantung ketika bersepeda, komunitasnya kerap menginfokan anggotanya untuk menggunakan heart rate monitor dalam bentuk jam atau komputer.
Baca juga: Berbagai Manfaat Renang Bagi Tubuh
Menurut Tabitha, heart rate monitor bagi pesepeda adalah perlengkapan yang penting untuk memonitor detak jantung. Dari perangkat ini juga, pesepeda bisa mengetahui zona-zona detak jantung.
“Sehingga kita tahu limit kita itu di mana berdasarkan umur juga, itu ada itung-itungannya juga, dan kurang lebih istirahat yang cukup, karena kalau tidurnya tidak cukup pasti kan berbahaya ya. Terus stay dipace kita masing-masing, paling itu sih yang paling penting gearnya itu heart rate monitor,” tutur Tabitha.
Tabitha pun mengungkapkan dari bersepeda ia mendapatkan berbagai manfaat yang baik untuk tubuhnya. Seperti tidur yang lebih teratur, pola makan yang lebih sehat, hingga badan yang terasa lebih fit.
Baca juga: 5 Manfaat Bersepeda Bagi Kesehatan Tubuh
Sebagai informasi, acara ini merupakan persembahan detikcom bersama Yayasan Jantung Indonesia (YJI) untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana bersepeda yang nyaman dan aman bagi kesehatan, utamanya kesehatan jantung. Acara ini juga didukung oleh hemaviton Cardio.