Pengamat properti memperkirakan sektor properti Indonesia akan tumbuh positif di tengah bayang-bayang suram perekonomian global pada 2023. Harapan Sektor properti akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi, secara makroekonomi diperkirakan pada 2023 akan terdapat bayang-bayang suram pada perekonomian global.
Namun, sejauh yang kami ketahui Indonesia tetap memiliki pertumbuhan yang positif di mana IMF sebagai lembaga internasional menyatakan Indonesia masih akan bertumbuh positif secara ekonomi di atas 5 persen. Optimistis bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi properti yang menarik bagi investor lokal maupun global.
Investor asing dan lokal tetap aktif melihat Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik mengingat potensi sosioekonomi yang dimiliki. Selain sektor properti tradisional seperti pergudangan modern dan rumah tapak, sektor properti alternatif seperti pusat data (data centre), pendidikan dan kesehatan juga merupakan sektor yang dilirik oleh para pelaku bisnis properti.
Meskipun Jakarta masih menjadi pintu utama untuk berinvestasi di Indonesia, pembangunan ruas jalan tol baru dan jalan tol luar kota diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah melakukan stress test untuk mengidentifikasi risiko dan langkah yang perlu disiapkan untuk menghadapi ancaman resesi global pada 2023.
Luhut menyebut Indonesia bersiap menghadapi the perfect storm. Kondisi ini terjadi karena adanya tiga permasalahan secara bersamaan, yaitu ancaman inflasi tinggi termasuk beberapa negara maju, resesi baik teknis maupun efektif, dan ketidakpastian akibat kondisi geopolitik. Kondisi perfect storm bisa terjadi pada negara manapun di dunia, sehingga Indonesia pun harus berhati-hati.
Terlebih dengan situasi perang Rusia-Ukraina yang tidak tampak akan berakhir dan justru semakin memanas dan dikhawatirkan akan semakin membuat krisis pangan dan energi berlangsung lebih lama.
Investasi Hotel
Perkiraan volume investasi bisnis hotel di Indonesia akan mencapai 300 juta dolar AS pada 2023. Prediksi Indonesia akan mencatat total volume investasi hotel sebesar 300 juta dolar AS pada tahun 2023,” kata Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group JLL Julien Naouri. Sektor pemulihan pariwisata di Indonesia diperkirakan lebih menyeluruh melihat sebagian besar negara-negara di kawasan sekitarnya telah mencabut aturan pembatasan perjalanan.
Terkait sentimen investasi hotel pada tahun ini, hingga September Indonesia memimpin dalam hal volume nilai investasi hotel dengan total nilai 174 juta dolar AS. Hal ini dapat dilihat bahwa hingga Agustus 2022, angka kedatangan wisatawan mancanegara di kota-kota utama seperti Jakarta dan Bali telah melampaui tahun 2021.
Performa hotel-hotel mewah juga terus meningkat, mencapai tingkat yang mendekati masa pra-pandemi, khususnya Bali yang mengalami pertumbuhan signifikan dalam ADR (Average Daily Rate) kelas hotel mewah atau luxury dengan melampaui level tahun 2019, dan mengimbangi tingkat hunian yang relatif rendah.
Sementara itu, Jakarta masih dapat mengandalkan kuatnya permintaan dari wisatawan domestik sambil menunggu kedatangan wisatawan korporasi asing. Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia bisa lepas dari pandemi kalau angka kasus penularan virus corona terus landai hingga Februari 2023.
Pemerintah akan mengevaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sampai akhir Oktober 2022 untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Angka kasus penularan COVID-19 di Indonesia dalam enam bulan terakhir sudah melandai dan angka reproduksi efektif (Rt) yang menunjukkan laju penularan virus corona sudah kurang dari 1 dalam tiga bulan terakhir.