Hello Skandis!
Rotavirus adalah infeksi gastrointestinal menular yang menyebabkan peradangan pada lambung dan usus. Hal ini bisa menyebabkan diare parah dan muntah-muntah, terutama pada bayi dan anak-anak.
Penyakit ini mulai menyebar ketika mereka bersentuhan dengan kotoran seseorang yang mengidapnya dan kemudian menyentuh mulutnya sendiri.
Biasanya, anak-anak di tempat penitipan atau program lain dengan jumlah anak yang banyak memiliki risiko lebih tinggi. Anak usia 3 bulan hingga 3 tahun yang belum mendapatkan vaksin cenderung terkena penyakit paling parah.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan bahkan telah mencanangkan vaksin rotavirus gratis mulai Agustus 2023. Program vaksin rotavirus (RV) menyasar anak usia 2 bulan atau bayi yang lahir pada 16 Mei 2023.
Penularan rotavirus
Infeksi rotavirus sebenarnya bisa menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak, maupun orang dewasa. Penularan penyakit ini terjadi jika tangan yang terkontaminasi virus dari feses tidak sengaja masuk ke mulut.
Selain itu, ketika Bunda memang benda yang terkontaminasi virus dan tangan digunakan untuk makan atau masuk mulut. Kemudian, penularan juga bisa terjadi kalau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Gejala rotavirus
Berikut adalah beberapa gejala rotavirus yang bisa muncul sekitar dua hari setelah terpapar virus tersebut:
- Demam, muntah, dan sakit perut. Biasanya ini merupakan gejala awal dan kemudian bisa hilang.
- Diare, dimulai setelah tiga gejala awal sudah hilang. Virus mulai menginvasi sistem tubuh bayi dan anak lalu memicu diare selama 5-7 hari.
Selama gejala awal, anak bisa kehilangan nafsu makan dan minum. Anak berisiko dehidrasi dan hal ini bisa membahayakan jiwa anak. Berikut adalah beberapa gejala yang bisa muncul apabila terjadi dehidrasi:
- Mulut kering
- Mata terlihat cekung
- Mudah mengantuk
- Frekuensi buang air kecil berkurang
- Timbul rasa haus yang berlebihan
- Ujung jari terasa dingin
- Kesadaran menurun
Selain pada anak, orang dewasa juga bisa mengalami infeksi rotavirus. Gejala yang muncul pada orang dewasa umumnya lebih ringan.
- Diare lebih dari 2 hari
- Demam dengan suhu 39 derajat celcius atau lebih
- Muntah darah atau buang air besar disertai darah
- Dehidrasi
Segera ke dokter bila Skandis atau anak Skandis mengalami gejala infeksi rotavirus seperti yang disebutkan di atas. Penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi akibat infeksi rotavirus.
Pencegahan rotavirus
Tidak ada obat untuk mengatasi rotavirus. Pengobatan terhadap rotavirus hanya untuk mengatasi gejalanya. Oleh karenanya, pencegahan infeksi rotavirus dengan vaksinasi sangat penting.
Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menunjukkan diare adalah penyumbang kematian kedua setelah pneumonia pada bayi usia 29 hari-11 bulan yaitu 9,8 persen. Sementara pada balita usia 12-59 bulan, diare menyumbang 4,5 persen dari total angka kematian.
Selain kematian dan kesakitan, diare akan menghambat tumbuh kembang anak sebab bisa memicu stunting. Zat gizi yang dibutuhkan anak hilang karena diare berulang.
“Berdasarkan penelitian sebelumnya, 1 dari 2 anak diare disebabkan karena infeksi rotavirus yang berasal dari makanan, yang penanganannya dapat dicegah antara lain dengan Imunisasi Rotavirus secara gratis,” ungkap Wamenkes Dante Saksono Harbuwono pada Selasa (14/8), mengutip dari laman Kemenkes.
Vaksin rotavirus diberikan sebanyak tiga dosis mulai usia 2 bulan dan maksimal 4 bulan dengan interval minimal empat minggu antardosis.
Baca Juga:
- Tips Merawat dan Pengobatan Penderita ISPA di Rumah
- Apa itu Virus Nipah, Gejala, Penularan, dan Pencegahannya
- 10 Wabah Penyakit yang Paling Mematikan Sepanjang Sejarah
Source: “Kenali Gejala Rotavirus, Penyebab Diare Parah pada Bayi dan Anak”