Hello Skandis!
Setiap negara terbentuk dari beragam kebiasaan yang diakui dan disetujui oleh masyarakatnya hingga akhirnya menjadi adat istiadat dan berkembang lebih besar menjadi budaya. Budaya inilah yang akhirnya melekat pada suatu bangsa dan memiliki nilai unik dan istimewa di mata dunia.
Seperti halnya Indonesia dan banyak negara lainnya di seluruh dunia, Swedia khususnya Kota Stockholm memiliki tradisi dan adat istiadat yang tumbuh, berkembang, dan terus dilestarikan hingga hari ini. Budaya tersebut akhirnya menjadi bagian yang rasanya tidak sempurna jika tidak melakukan hal tersebut.
Nah, apa sajakah hal-hal yang menjadi kebiasaan dan budaya di Kota Stockholm, Swedia. Yuk, kita simak Skandis, agar kamu bisa mempersiapkan diri saat berlibur atau bahkan berniat singgah dalam jangka waktu lama di kota ini.
1. Jalan Lambat
Kota-kota di Indonesia saat ini tumbuh dengan banyak mall yang letaknya hampir saling berdekatan. Hal ini membuat tren healing di mall menjadi marak, maka tidak heran orang Indonesia yang pada dasarnya memiliki kebiasaan jalan santai justru semakin santai demi menikmati jajaran etalase toko di mall.
Sejatinya bisa jadi alasan iklimlah yang membuat orang Indonesia berjalan santai. Tidak seperti orang Swedia yang memiliki kebiasaan jalan cepat, tujuannya sebagai sarana menghangatkan tubuh, terutama saat musim dingin tiba.
Di Swedia, khususnya Kota Stockholm akan sangat mengganggu jika Skandis menerapkan jalan santai, terutama di jalan-jalan umum. Sekalipun sedang berlibur dan menikmati pemandangan Swedia yang menakjubkan, Skandis dilarang berjalan lambat.
Berjalan lambat dianggap menghambat pejalan kaki yang berada di belakang, apalagi warga Swedia menganut asas ‘waktu adalah hal yang paling berharga’. Sambil berjalan biasanya mereka sambil mengecek jadwal keberangkatan kereta, me-reminding jadwal meeting, atau sekedar melakukan to do list dalam kepala apa yang harus dilakukan beberapa waktu kedepannya.
Jadi jika Skandis bersikeras berjalan lambat, bersiaplah untuk di salip secara sopan atau kasar oleh pejalan kaki di belakang.
2. Merokok Sembarangan
Persetase perokok di Swedia sangatlah sedikit. Mereka menerapkan gaya hidup sehat yang ketat. Jika Skandis berkesempatan berlibur ke Swedia, khususnya Kota Stockholm jangan coba-coba merokok di sembarang tempat, walaupun itu berada di luar ruangan.
Ada tanda tertentu di tempat yang sudah ditentukan pemerintah setempat untuk warganya merokok. Tujuannya agar tidak mengganggu kenyamanan publik. Jika Skandis nekat merokok di tempat yang tidak ditentukan, maka bersiaplah untuk membayar denda.
3. Bersebelahan saat Naik Eskalator
Menaiki eskalator sekalipun berbarengan dengan satu atau beberapa teman tidak diperbolehkan untuk berdiri bersisihan. Skandis dan teman harus rapi berdiri di sebelah kanan tanpa bersebelahan. Mengapa? Karena sisi sebelah kiri di Kota Stockholm, Swedia digunakan untuk menyalip.
4. Berdiri di Pintu Bus
Naik bus, kereta, atau transportasi umum lainnya di negara ini sangat dilarang untuk berdiri di depan pintu. Jalan menuju pintu harus benar-benar steril agar tidak mengganggu penumpang lainnya saat akan naik atau turun transportasi umum. Skandis perlu mempraktikkannya ya, karena di sana warganya terkenal sangat disiplin dan tidak suka mengganggu kenyamanan publik.
5. Meninggalkan Piring dan Gelas Kotor Bekas Makan di Meja Restoran
Jangan membiarkan begitu saja sisa makanan, piring, dan gelas kotor saat sedang makan di kafe atau restoran di Swedia. Warga Swedia terbiasa membereskan meja kotor mereka setelah menyelesaikan makan.
Baca Juga:
- Fakta Unik Swedia: Importir Sampah Terbesar di Dunia
- Tempat terbaik yang bisa dikunjungi di Sweden
- Fika, Tradisi ‘Ngopi’ ala Swedia yang Dilakukan Setiap Hari
Mereka akan membuang sisa makanan mereka ke dalam tempat sampah. Piring dan gelas kotor pun di letakkan di tempat yang telah disediakan oleh pengelola kafe dan restoran.
Jika kafe dan restoran tidak menyediakan tempat khusus untuk merapikan piring dan gelas kotor, Skandis dapat menumpuk semuanya menjadi satu di tengah meja sebelum meninggalkan kafe atau restoran.
6. Datang Lebih Awal atau Telat saat Bertamu
Budaya tepat waktu melekat dan mendarah daging pada warga Kota Stockholm dan lebih luasnya Swedia. Sebelum bertamu Skandis wajib memberi tahu pemilik rumah dan datang di waktu yang telah disepakati.
Jika datang lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan, Skandis harus bersedia menunggu di luar rumah. Setelahnya jika waktu yang telah disepakati bersama datang, Skandis baru boleh memencet bel dan dipersilakan masuk. Hal ini juga berlaku saat bertamu ke rumah orang tua atau anggota keluarga lainnya, bukan hanya pada kerabat, teman, atau sekedar kenalan.
7. Bertamu dengan Tangan Kosong
Sangat tidak diperbolehkan bertamu tanpa membawa buah tangan bagi pemilik rumah. Bawalah bingkisan, berupa makanan atau minuman saat sedang bertamu, tidak peduli siapa yang sedang Skandis datangi.
Bingkisan tidak harus dalam jumlah banyak atau dalam ukuran besar. Utamanya adalah membawa sesuatu bagi pemilik rumah tanpa memperhatikan ukuran dan jumlahnya.
8. Berdandan saat di Undang ke Pesta Ulang Tahun
Pesta perayaan ulang tahun di Swedia cukup berbeda dengan kebanyakan negara lainnya. Jika di Indonesia dan banyak negara lainnya, menghadiri pesta ulang tahun dengan dress code yang sudah ditentukan, atau berpakaian rapi dan terkesan glamor asal tidak menyaingi yang sedang berulang tahun, maka hal ini tidak berlaku di Swedia.
Di Swedia, Skandis harus tampil sederhana, make up sangat natural, dan tanpa tatanan rambut saat datang ke pesta ulang tahun. Aturan ini berlaku untuk pesta ulang tahun anak hingga dewasa. Semua mesti tampil seperti di keseharian.
Namun untuk angka ulang tahun tertentu, seperti ulang tahun ke- 40 atau 75 Skandis wajib berdandan dan menggunakan pakaian pesta saat menghadiri perayaan ulang tahun, sekalipun si pengundang tidak menginformasikan hal ini sebelumnya.
9. Tampil Casual di Perayaan Tahun Baru
Pesta tahun baru adalah hal yang sangat istimewa bagi warga Kota Stockholm dan kota-kota lainnya di Swedia. Setiap rumah mengadakan perjamuan, sekalipun hanya di hadiri oleh keluarga serumah.
Mereka akan makan malam bersama dengan berbagai makanan khas dan mewah yang biasa hadir di perayaan-perayaan khusus. Nah, pada momen inilah seluruh warga Swedia akan berdandan dan berpakaian layaknya akan mendatangi sebuah pesta, sekalipun hanya merayakan di rumah saja.
Menjadi sangat normal dan bahkan dianjurkan untuk menggunakan make up dan menata rambut maksimal, juga menggunakan jas dan gaun pesta. Sekalipun biasanya saat malam pergantian tahun baru di Swedia sedang mengalami musim dingin dan warganya harus bermantel tebal saat keluar rumah, mereka tetap menggunakan pakaian pesta yang mewah di dalam mantel mereka.
Itulah sembilan hal yang perlu Skandis perhatikan saat berlibur ke Swedia, terutama Kota Stockholm. Hindarilah melakukan hal-hal yang tidak lumrah di sana. Jadilah wisatawan yang cerdas saat bertamu ke negara orang. Selamat berlibur,Skandis!(Eka Sawitri Rahayu)