Hello Skandis!
Cemilan bayi bisa diberikan mulai Si Kecil berusia 6 bulan. Memberikan camilan sehat untuk bayi dapat membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisinya selain dari makanan.
Namun perlu diingat, camilan bayi bukan pengganti ASI. ASI masih menjadi sumber nutrisi terbaik untuk bayi setidaknya hingga berusia 2 tahun.
Memilih Cemilan Bayi Yang Berkualitas
Makanan ringan dengan nutrisi yang bervariasi akan mendukung tumbuh kembang bayi. Namun, sebagai makanan bayi, cemilan pun tentu tetap harus berkualitas.
Lantas, apa saja cemilan yang bagus untuk bayi?
1. Tanpa Pengawet
Makanan kemasan memerlukan daya simpan yang lebih lama agar tidak cepat rusak. Untuk itu, produsen pun menambahkan pengawet. Namun, pengawet pada makanan dapat berdampak negatif bagi kesehatan bayi. Studi yang diterbitkan pada jurnal Allergy menyebutkan, pengawet mampu memunculkan gejala alergi, seperti eksim, asma, dan rhinitis.
2. Rendah Lemak Dan Gula
Asupan gula dan lemak memang diperlukan untuk tubuh bayi. Namun, jika Skandis memberikan camilan bayi yang tinggi gula dan lemak jenuh, seperti biskuit kemasan, ini justru tidak sehat.
Menurut riset terbitan Nutrients, makanan yang diberi tambahan gula dan mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan risiko obesitas pada bayi sampai beranjak dewasa nanti.
Selain itu, penelitian berbeda dari terbitan jurnal yang sama juga menemukan adanya kandungan garam tinggi pada cemilan bayi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan hipertensi saat dewasa.
3. Tekstur Sesuai Dengan Usianya
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagi ragam tekstur makanan berdasarkan usianya. Ada tiga pembagian rentang usia, yaitu:
– Usia 6-9 bulan, tekstur yang diberikan sebaiknya berupa bubur kental yang disaring (puree) atau dilumat (mashed). – Usia 9 bulan-1 tahun, berikan camilan bayi yang sehat dengan tekstur cincang halus, kasar, ataupun makanan yang bisa digenggam oleh tangan (finger food). – Usia 1-2 tahun, tekstur MPASI cemilan yang diberikan sebaiknya dicincang atau dihaluskan seperlunya.Macam Cemilan Bayi Yang Sehat
Untuk memilih makanan bayi sebagai kudapan ringan yang sesuai dengan perkembangan tubuhnya, Skandis bisa memilih makanan, seperti:
1. Brokoli, Wortel, Kentang
Siapa sangka kalau sayur-sayuran cocok untuk dijadikan cemilan bayi? Skandis bisa mengolah sayuran dalam bentuk bubur halus ataupun finger food untuk bayi. Beberapa sayur yang cocok sebagai sayur camilan sehat untuk bayi adalah brokoli, wortel, ubi, dan kentang. Sayur-sayuran ini kaya akan vitamin A dan vitamin C.
Dari riset terbitan Indian Journal of Clinical Biochemistry, vitamin C berguna untuk menjaga daya tahan tubuh, menangkal radikal bebas, melawan infeksi, dan meringankan alergi. Sementara itu, vitamin A bermanfaat untuk melindungi dan mencegah berbagai jenis masalah pada kornea mata, di antaranya mata kering (xeroftalmia) serta risiko luka dan jaringan parut pada mata. Vitamin A pun berguna untuk menurunkan risiko rabun senja saat bayi beranjak dewasa, dipaparkan oleh riset dari Community Eye of Health Journal.
Saat diberikan kepada bayi yang baru mulai konsumsi MPASI, pastikan MPASI dalam konsistensi lunak agar mudah dikunyah.
2. Pisang, Buah Naga, Alpukat
Agar mudah dicerna, pilihlah buah-buahan untuk cemilan bayi dengan tekstur padat tapi mudah dihaluskan ataupun dipotong kecil-kecil menjadi finger food. Sebagai contoh, Skandis bisa memilih pisang, buah naga, atau alpukat yang sama-sama kaya akan serat.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada The Proceedings of the Nutrition Society, serat dari buah-buahan ini berguna untuk menjaga kadar bakteri yang ada dalam saluran pencernaan. Hal ini pun baik untuk mengurangi radang usus dan sembelit pada bayi.
Pisang juga tergolong cocok sebagai cemilan sehat untuk bayi karena tinggi kalium. Kalium berfungsi untuk menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang dan mengatur tekanan darah tetap normal.
Kalium juga membantu fungsi otot dan ritme jantung. Saat Si Kecil beranjak dewasa, asupan kalium teratur sejak dini dapat membantu mengurangi risiko batu ginjal dan osteoporosis.
Bagaimana dengan buah naga? Penelitian dari Pharmacognosy Research memaparkan, buah naga merupakan sumber antioksidan betacyanin yang berfungsi menangkal radikal bebas penyebab penyakit.
Sementara itu, alpukat adalah cemilan bayi yang kaya asam lemak oleic acid. Rupanya, riset dari The Journal of Nutrition menemukan, oleic acid pada alpukat membantu penyerapan antioksidan dari sayur dan buah yang dikonsumsi.
3. Biskuit Bayi
Biskuit kerap diberikan sebagai cemilan bayi. Bahkan, Skandis pun bisa mendapatkannya dengan mudah di pasaran. Namun, pastikan biskuit yang Skandis pilih tidak mengandung gula yang tinggi. Pastikan juga biskuit mengandung nutrisi yang diperlukan, seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, serta lemak. Untuk memilih biskuit bayi yang bagus, pastikan ukurannya bisa mudah digenggam bayi atau mudah hancur saat dilumatkan dengan susu atau air. Hal ini berguna untuk mencegah bayi tersedak.
4. Yogurt
Sebagai cemilan bayi, sebaiknya Skandis memilih yogurt tawar (plain yogurt). Hal ini berguna untuk menghindari adanya tambahan gula yang justru tidak baik untuk kesehatan Si Kecil. Jika ingin menambahkan rasa manis, Skandis bisa menambahkan buah-buahan, seperti pisang maupun buah beri.
Berdasarkan riset dari Nutrition Reviews, yogurt mengandung bakteri baik Lactobacillus yang berguna untuk kesehatan pencernaan. Efeknya, jumlah bakteri pada saluran pencernaan pun seimbang. Bahkan, yogurt pun juga membantu meredakan diare. Riset ini juga menemukan, yogurt terbukti mampu menurunkan sensitivitas makanan yang berdampak pada munculnya dermatitis atopik (eksim).
Jangan memberikan madu untuk bayi yang dicampur ke dalam yogurt sebagai tambahan pemanis yogurt. Riset dari Pharmacotherapy memaparkan, madu mengandung spora bakteri bernama Clostridium botulinum. Jika memberikan madu untuk bayi usia di bawah satu tahun, hal ini akan menyebabkan botulisme yang ditandai dengan otot lemah bahkan kelumpuhan.
5. Oatmeal
MPASI oatmeal memiliki tekstur yang lembut dan cocok dijadikan sebagai cemilan bayi yang sehat. Terbukti, oat kaya akan serat yang berguna untuk menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil sehingga terhindar dari risiko diare.
Selain itu, oatmeal juga tinggi zinc yang berguna untuk menjaga berat badan bayi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Asupan zinc yang teratur dapat membantu menurunkan risiko bayi terkena infeksi seperti pneumonia hingga malaria. Hal ini dipaparkan oleh riset dari The American Journal of Clinical Nutrition dan Archives of Biochemistry and Biophysics.
6. Telur
Skandis pun bisa mengolah telur sebagai MPASI camilan dalam bentuk orak-arik maupun telur rebus yang dipotong kecil-kecil. Telur mengandung omega-3 yang baik untuk menjaga fungsi sistem saraf pusat dan retina mata.
Selain itu, konsumsi omega-3 juga berguna untuk meningkatkan kecerdasan Si Kecil. Riset dari jurnal Revista Paulista de Pediatria menyatakan anak yang mengonsumsi cukup omega-3 memiliki kemampuan menyimak dan pengetahuan kosakata yang lebih baik.
7. Tahu
Tahu juga cocok diberikan sebagai cemilan bayi karena teksturnya yang lunak dan mudah dihancurkan. Skandis bisa mengolah tahu dengan cara mengukusnya atau dipotong dadu kecil-kecil sebagai campuran sup sayur. Tahu kaya akan protein yang berguna untuk pembentukan otot bayi serta mempercepat penyembuhan luka.
Jadwal Pemberian Cemilan Bayi
Umumnya, jadwal pemberian camilan sehat untuk bayi minimal dua kali dalam sehari. Skandis bisa menyajikan camilan pertama pada satu setengah jam sebelum makan siang.
Lalu, jadwal camilan yang kedua bisa Skandis berikan dua hingga tiga jam setelah makan siang. Memberikan camilan di sela waktu “makan besar” dapat membantu bayi tetap fokus dan bertenaga.
Tips Memberikan Camilan Bayi
Agar pemberian cemilan berhasil, inilah tips yang bisa Skandis lakukan :
– Berikan cemilan sesuai dengan patokan jam makan orang tua, Skandis bisa memberikannya saat Skandis berada juga makan di meja makan agar sisa makanan tidak mengotori ruangan lainnya. – Pastikan Si Kecil duduk rapi, memberikan camilan bayi saat ia sedang berbaring, merangkak, atau berjalan justru mampu membuat Si Kecil tersedak dan tidak sambil menonton gadget – Berikan camilan sebelum tidur, hal ini agar terhindar dari bayi terbangun akibat gula darah yang menurun drastis. – Pastikan Skandis memiliki jadwal pemberian cemilan yang teratur, mengunyah terus-menerus akan merusak gigi bayi. – Pastikan Si Kecil tidak mengalami alergi setelah pemberian camilan.