Hello Skandis!
Dengan era digital yang terus meningkat setiap tahunnya, tren untuk membeli properti di kalangan Gen Z menjadi sebuah fenomena yang cukup menarik untuk diamati. Sering kali dianggap sebagai generasi strawberry, yang artinya generasi yang kreatif dan inovatif tetapi generasi ini juga mudah menyerah saat bertemu konflik. Generasi ini tentunya memiliki pola perilaku konsumen yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Ada beberapa yang memiliki minat untuk membeli properti, ada juga yang tidak memiliki minat untuk membeli. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor pendorong Gen Z saat memutuskan untuk membeli properti atau tidak. Berikut faktor – faktor yang menjadi pendorong Gen Z dalam membeli aset properti:

Kebutuhan Investasi Panjang
Inflasi yang terus meningkat di negara ini mendorong pentingnya berinvestasi dalam aset jangka panjang. Gen Z, misalnya, mempertimbangkan berbagai bentuk investasi seperti saham, reksa dana, logam mulia, dan properti untuk mengamankan masa depan mereka. Properti khususnya dianggap sebagai aset berharga karena nilainya cenderung meningkat dari waktu ke waktu dan memberikan keamanan finansial jangka panjang.
Aksesibilitas Informasi dan Pembiayaan
Berkat kemajuan teknologi, Generasi Z sekarang bisa dengan mudah mengakses informasi tentang properti yang mereka minati secara digital, tanpa perlu mengunjungi kantor penjualan langsung. Dengan kemudahan ini, mereka dapat dengan cepat melihat nilai dan spesifikasi properti yang tersedia. Namun, kelebihan akses informasi ini juga dapat membuat Generasi Z merasa bimbang dalam mengambil keputusan apakah akan membeli atau tidak.
Kestabilan Ekonomi
Kestabilan ekonomi merupakan hal terpenting yang harus dipertimbangkan saat membeli properti, terutama bagi mereka yang harus memikirkan biaya hidup dan tingkat inflasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Memastikan kestabilan ekonomi sebelum membeli properti memberikan kepastian dan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan besar. Hal ini sangat relevan bagi generasi Z, yang sering kali berada dalam situasi “sandwich generation,” di mana mereka harus membiayai orang tua, keluarga, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanpa kestabilan ekonomi, risiko finansial yang dihadapi bisa menghambat kemampuan mereka untuk memiliki aset berharga ini.
Preferensi Mobilitas dan Fleksibilitas
Faktor yang satu ini termasuk dalam preferensi Gen Z yang rata-rata memilih untuk menyewa dibandingkan membeli. Gen Z kerap mencari lokasi properti yang strategis, seperti dekat dengan kantor, sekolah, supermarket, dan transportasi. Tidak hanya itu, hal ini juga memungkinkan mereka untuk berpindah-pindah dengan mudah tanpa harus pusing menjual properti yang mereka miliki. Belum lagi, biaya perawatan properti tidak dapat dibilang murah, sehingga menjadi beban finansial bagi mereka. Dengan menyewa, Gen Z dapat menabung dan merencanakan pembelian properti di masa depan saat finansial mereka sudah stabil.
Baca juga: