Hello Skandis!
Luasnya permukaan bumi membuat banyak tempat yang belum terjamah oleh manusia. Diberbagai belahan bumi menyimpan banyak keajaiban dan keunikan. Misalnya pulau-pulau terpencil yang tidak dihuni manusia, sehingga keasriannya masih sangat terjaga.
Hal ini dipengaruhi oleh capaian ke titik lokasi tersebut dibutuhkan waktu, energi, dan keterampilan tertentu. Namun di balik keterasingannya, beberapa tempat misterius ini menyimpang keindahan pemandangan menakjubkan. Di mana saja itu Skandis?
Berikut daftarnya.
-
Gangkhar Puensum, Bhutan
Ini merupakan gunung tertinggi di dunia yang belum ditaklukkan manusia. Terletak di teritori bermasalah di perbatasan China dan Bhutan dan memiliki ketinggian 7.570 meter di atas permukaan laut.

Gangkhar Puensum adalah gunung tertinggi di bhutan dan gunung tertinggi tanpa daki di dunia, dengan ketinggian 7,570 meter (24,836 kaki) dan ketinggian 2,995 meter (9,826 kaki).
“Apa yang Skandis lihat adalah apa yang Anda dapatkan. Di Bhutan, Skandis akan menemukan budaya yang benar-benar murni yang memberi Skandis pengalaman negara yang sepenuhnya otentik. “
Bepergian di Bhutan dapat menjadi tantangan dan terkadang sulit secara fisik, tetapi tempat dan peluang negara tersebut juga memberi Skandis gambaran yang sangat jelas tentang di mana Skandis berada.
Keduanya membebaskan, menginspirasi, dan cukup menantang, dan mungkin yang paling dekat dengan Skandis untuk menjadi seorang penjelajah.
-
Kepulauan Kerguelen
Tersembunyi jauh di bagian selatan Samudera Hindia, kepulauan ini terletak sangat jauh dari negara induknya, Prancis. Tak ada pesawat yang pergi ke sana, dan satu-satunya cara untuk menjangkau Kerguelen adalah dengan perahu dari pulau Reunion, dekat Madagaskar.
Kepulauan Kerguelen, dimana pulau ini Tersembunyi jauh di bagian selatan Samudera Hindia, kepulauan ini terletak sangat jauh dari negara induknya, Prancis. Tak ada pesawat yang pergi ke sana, dan satu-satunya cara untuk menjangkau Kerguelen adalah dengan perahu dari pulau Reunion, dekat Madagaskar.
Kepulauan Kerguelen adalah sekelompok pulau di wilayah Samudra Hindia yang berangin kencang yang dipenuhi gletser, pegunungan, singkapan berbatu, dan dataran luas rerumputan dan lumut.
Dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 2,1 hingga 8,2 derajat Celcius atau sekitar 35,8 hingga 46,8 derajat Fahrenheit, Kepulauan Kerguelen bukanlah pilihan pertama untuk permukiman manusia. Namun begitu, pulau-pulau tersebut adalah surga bagi anjing laut, elang laut, terns, dan empat jenis spesies penguin.
Untuk mencapai pulau ini, teman traveler dapat menumpang Kapal Marion Dufresne dengan harga mulai dari 8,300 Euro (sekitar Rp145 juta) per orang. Harga sangat fantastis, namun jangan heran dengan panorama dan keindahan pulau yang sangat memukau.
Jangan khawatir, untuk Skandis yang sudah merencanakan perjalan ke pulau Kerguelen, setiap tahun kapal Marion Dufresne membuka empat kali perjalanan wisata dari Reunion ke Crozet, Kerguelen dan Amsterdam.
Durasi perjalanannya selama 28 hari dengan rincian perjalanan menuju lokasi pulau memakan waktu hingga satu minggu. Tidak ada landasan terbang atau bandara untuk transportasi udara. Pulau ini dijuluki “pulau kesedihan” karena memang pulau ini sulit diakses oleh manusia.
-
Tsingy de Bemaraha, hutan batu
Tsingy de Bemaraha adalah hutan batu terluas di dunia. Tsingy de Bemaraha adalah bebatuan karst yang terbentuk secara alami di dalam taman nasional seluas 1.500 km persegi. Menurut peneliti, batu-batu yang berbentuk lancip ini terbentuk dari tetesan air hujan yang mengguyur kawasan hutan selama ratusan tahun.
Saat ini Taman Nasional Tsingy de Bemaraha masuk dalam situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Namun taman ini tidak memerlukan pejagaan atau pagar tinggi yang mengelilingi taman nasional ini, karena taman ini sudah cukup membahayakan bagi manusia jadi tidak ada yang akan menghancurkannya.
Di taman ini berdiri batu-batuan kapur lancip seperti tombak yang bergerigi. Saat ini Taman Batu Tsingy de Bemaraha bisa diakses oleh para wisatawan baik dalam maupun luar negeri, namun untuk menuju ke taman ini tidaklah mudah.
Kamu harus berkendara dari Kota Morondava di pantai barat Madagaskar menuju Tsingy de Bemaraha dengan jalan yang tidak beraspal, setelah itu Skandis juga harus menaiki rakit yang terbuat dari kayu pirogue untuk menyeberangi dua buah sungai yang cukup lebar.
Baca Juga:
- 5 Air terjun Terindah Di Dunia, Kamu Wajib Datangi!
- 8 Pelabuhan Dengan Pemandangan Terindah di Dunia
- Eropa Miliki Danau 5 Danau Terindah Yang Memanjakan Mata
Perjalanan dari Kota Morondava menuju Tsingy de Bemaraha Skandis akan ditemani pemandangan yang khas dari Madaskar seperti pepohonan adidonia grandidieri baobab, tumbuhan khas di Madagaskar. Pada saat matahari terbenam, pohon-pohon ini membentuk siluet yang indah untuk Skandis nikmati.
Setelah menyelesaikan penyebrangan yang kedua, kamu akan tiba di desa kecil terakhir yakni desa Bekopaka, disini banyak sekali pemandu yang bisa mengantarkanmu ke Taman Tsingy de Bemaraha. Mendaki bebatuan di Tsingy tidaklah mudah, Skandis harus mengenakan perlengkapan pendakian yang lengkap dan mulai mendaki bebatuan yang berdiri tegak.
Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk bisa sampai di puncak bebatuan Tsingy de Bemaraha, namun susah payah yang dikeluarkan sebanding dengan pengalaman petualangan yang didapatkan.
-
Dallol, Ethiopia
Dallol Ethiopia adalah tempat terpanas yang ada di dunia. Selain itu, tempat ini juga tidak berpenghuni. Dallol Ethiopia adalah danau hidrotermal terestial yang berlokasi di Ethiopia bagian utara. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hidrotermal merupakan air panas yang biasa digunakan untuk membentuk logam lewat pemanasan.
Dari penjelasan tersebut, bisa dikatakan jika suhu air Danau Dallol sangatlah panas. Disebutkan, rata-rata suhu air danau ini mencapai 113 Fahrenheit atau setara dengan 45 Celcius. Bahkan saat musim dingin suhunya sama sekali tidak berubah.
Suhu air danau yang sangat panas tempat ini sama sekali tidak berpenghuni. Tidak ada satupun makhluk hidup, termasuk mikroba yang mampu bertahan hidup di sana. Selain itu, alasan lain mengapa Dallol tidak memiliki keidupan dikarenakan karakteristik airnya.
Dallol memiliki air yang sangat panas, asin dan asam. Danau ini mengandung garam, gas beracun dan air yang mendidih. Ini dikarenakan danau ini terletak di kawah gunung berapi. Air asamnya terkadang mencapai pembacaan negatif di skala pH. Perlu kalian tahu jika skala pH mencapai nilai ‘0’ berarti zat atau cairan tersebut sangat asam.
Beberapa bagian di danau ini mengandung natrium klorida dan garam berbasis magnesium yang tarafnya sangat ekstrem. Terlepas dari kawasan danaunya yang memiliki kandungan kimia yang sangat berbahaya, ada beberapa bagian Dallol yang kondisinya tidak terlalu ekstrim.
Pada air tersebut, peneliti menemukan beragam besar mikroba. Dapat dikatakan beberapa kawasan danau Dallol ini bisa dihuni oleh beberapa mikroba yang sanggup beradaptasi. Tetapi hingga saat ini, Dallol masih ditetapkan sebagai tempat yang tidak bisa dihuni makhluk hidup.
-
Hutan hujan Amazon
Hutan luar biasa yang menakjubkan ini tersebar di sembilan negara yang berbeda di Amerika Selatan: Brasil, Peru, Kolombia, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis. Ini sangat besar sehingga manusia tidak pernah bisa berharap untuk mengeksplorasi semua itu – atau mengetahui semua yang ada di sana.

Jika mendengar hutan hujan Amazon, kita pasti akan langsung menjawab hutan itu ada di Brazil. Padahal, hutan hujan Amazon tidak hanya ada di Brazil, hutan ini juga ada di beberapa negara lain, lo,Skandis.
Sangat Luas
Hutan hujan Amazon merupakan hutan tropis terbesar di dunia. Luasnya saja mencapai 5,5 juta kilometer persegi. Itu sama dengan 1,4 miliar hektar. Karena begitu luasnya, hutan hujan Amazon pun menempati beberapa negara, seperti Peru, Venezuela, Ekuador, Kolombia, Guyana, Bolivia, Suriname dan Guyana Prancis. Namun, setengah dari hutan ini berada di Brazil.
Pemukiman yang Ramai
Hutan hujan Amazon mirip seperti pemukiman yang ramai. Bedanya, hutan ini dihuni oleh binatang liar, bukan manusia. Menurut dara dari sciencekids.co.nz, 10% spesies yang ada di dunia hidup di hutan ini. O iya, 20% spesies burung juga tinggal di hutan ini, lo. 2,5 juta spesies serangga juga ikut menghuni hutan ini.
Ada yang Berbahaya
Makhluk hidup yang tinggal di hutan hujan Amazon itu banyak. Bahkan, beberapa di antaranya dijuluki penghuni berbahaya. Anaconda, Jaguar, dan Cougar adalah tiga penghuni hutan hujan Amazon yang berbahaya. Mereka bisa memangsa hewan lain dengan mudah. Penghuni hutan hujan Amazon yang lain harus hati-hati dengan tiga penghuni itu.
Mengalami Kekeringan
Hutan hujan Amzon memang luar biasa. Namun, hutan ini pernah mengalami kekeringan yang luar biasa pada tahun 2005 dan 2010. Kekeringan hebat itu membuat banyak penghuni hutan mati, termasuk tumbuhan yang ada di dalamnya. Sayang sekali, ya Skandis!
-
Kepulauan Rock, Palau
Palau merupakan kepulauan yang memiliki 250 pulau. Terletak di barat Samudra Pasifik. Pulau Palau dipenuhi dengan pulau-pulau karang yang cantik, salah satunya adalah Rock Island, yaitu sekelompok pulau yang ditutupi dedaunan hijau dengan beberapa pantai berpasir putih.
Ada lima pulau kecil di Rock Island, yaitu Blue Corner, Blue Hole, German Channel, Ngermeaus Island dan Jellyfish Lake. Bagi Skandis yang suka berpetualang di alam liar dan menyelami indahnya dunia bawah air, Palau menjadi destinasi paling keren yang wajib Skandis dikunjungi.
Untuk peradaban manusia modern, Kepulauan Rock adalah daerah terpencil di dunia yang sama sekali tidak kita ketahui. Namun, pada beberapa titik selama beberapa ribu tahun terakhir, kita dapat yakin bahwa orang telah menginjakkan kaki di atasnya.
Hal ini diketahui setelah para arkeolog menemukan bukti dari apa yang disebut ‘orang mungil’, sekelompok suku asli yang dulu tinggal di sana.
Nah Skandis itulah Tempat-tempat Indah di Dunia yang Jarang Dijamah Manusia, Apakah Skandis tertarik untuk mengunjunginya? Semoga bermanfaat!
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 30 Januari 2019 – 07:36 WIB oleh Koran Sindo dengan judul “Tempat-tempat di Dunia yang Belum Pernah Dijamah Manusia”.