Tak terasa, Skandis telah memasuki Bulan Suci Ramadan. Momen yang sangat dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk Skandis.
Selama bulan suci ini, Skandis akan menjalani ibadah puasa setiap hari dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu sekitar 12 hingga 14 jam. Dalam kurun waktu tersebut, kita semua akan menahan diri dari makan dan minum, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menahan hawa nafsu dan meningkatkan ibadah.
Seperti yang dilaporkan oleh NHS, selama berpuasa, tubuh cenderung mengalami dehidrasi karena tidak mendapatkan cairan dari makanan dan minuman. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Skandis untuk mengonsumsi air putih yang cukup sebelum puasa dimulai, agar terhindar dari dehidrasi yang bisa memengaruhi kesehatan selama berpuasa.
Namun, selain dehidrasi, ada satu masalah lagi yang sering dihadapi oleh banyak orang selama berpuasa, yaitu rasa mengantuk yang berlebihan. Mengapa hal ini bisa terjadi, ya?
Mudah Mengantuk dan Puasa
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2800391/original/081022200_1557376783-iStock-926375642.jpg)
Saat berpuasa, tubuh Skandis mungkin akan mengalami beberapa kondisi yang membuat tubuh terasa lebih lelah dan lesu. Beberapa faktor yang berkontribusi antara lain adalah dehidrasi, stres, rasa lapar, sakit kepala, hingga kurang tidur di malam hari. Masalah tidur, terutama, menjadi tantangan besar saat puasa, karena Skandis tetap harus bangun dini hari untuk sahur.
Ketika Skandis kesulitan tidur di malam hari, tentu saja kualitas tidur akan terganggu, dan itu akan berdampak langsung pada energi di siang hari. Meskipun kalori tubuh sudah tercukupi saat sahur, banyak orang yang merasa mulai mengantuk ketika waktu puasa sudah berjalan setengah hari. Ini sebagian besar disebabkan oleh kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas.
Selain itu, tubuh yang biasanya mendapatkan asupan kalori dalam jam-jam tertentu akan kehilangan sumber energi tersebut saat berpuasa. Akibatnya, aliran darah tidak cukup kuat untuk mengalirkan oksigen ke otak, yang pada akhirnya menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan atau bahkan sakit kepala.
Penyebab lain dari rasa kantuk saat puasa adalah apa yang Skandis konsumsi sebelum puasa. Makanan yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi, misalnya, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara cepat, yang berakhir dengan rasa mengantuk setelah beberapa saat.
Bagaimana Cara Mengatasi Mengantuk Saat Puasa?

Ada beberapa langkah yang dapat Skandis lakukan untuk mengurangi rasa kantuk saat puasa. Salah satunya adalah dengan menjaga pola makan saat sahur. Sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi, seperti buah dan sayuran. Makanan tersebut tidak hanya bisa membantu tubuh kenyang lebih lama, tetapi juga mengandung banyak air yang dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Jika Skandis ingin mengonsumsi karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks, seperti oatmeal. Makanan seperti ini akan membantu Skandis merasa kenyang lebih lama, serta mencegah rasa lapar yang terlalu hebat saat puasa berlangsung.
Selain itu, salah satu hal yang tak boleh terlewatkan adalah memastikan Skandis cukup tidur di malam hari. Tidur yang cukup akan mengurangi rasa lelah dan lesu di siang hari, sehingga aktivitas selama berpuasa bisa dijalani dengan lebih baik.
Dengan menerapkan pola makan yang sehat dan memastikan waktu tidur yang cukup, niscaya rasa kantuk yang begitu mengganggu di siang hari saat berpuasa akan berangsur-angsur berkurang. Pada akhirnya, hal tersebut tidak lagi menjadi masalah besar bagi Skandis.