Hello Skandis!
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) belum lama ini mengajak awak media otomotif, termasuk redaksi KOMPAS.com untuk menjajal sejumlah fitur unggulan pada Mitsubishi New Xpander Cross.
Salah satu fitur andalan pada model ini, yaitu Active Yaw Control (AYC), yang juga diklaim tidak miliki oleh kompetitor. Lantas, bagaimana cara kerjanya?
Berdasarkan penjelasan Arif Dwianto, Head of Training Section PT MMKSI, sederhananya fitur ini bekerja saat mobil mulai melakukan manuver berbelok di jalan kering maupun licin. Tentunya, dengan memamfaatkan yaw sensor, mobil bisa berbelok sedalam mungkin dan memberikan kenyamanan buat pengemudi dan penumpang.
“Jadi begitu ada gejala melebar ketika berbelok atau understeer, maka sistem rem akan bekerja membantu mereduksi putaran roda sesuai dengan belokan yang dituju,” tutur Arif belum lama ini.
Sementara itu, menurut Rifat Sungkar, Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia, secara gampang, fitur ini merupakan sistem keamanan yang berjenjang. Jadi biasanya entry level pasti rem ABS, nomor dua TC atau ASC, setelah itu mobil yang kelasnya ada di atas, ada sistem berjenjang, yakni AYC.
“AYC akan dijalankan dengan ASC sebelum Yaw Control. ASC adalah tahap pertama ketika mobil kelihaatan agak slip, putaran mesin dikurnagi tyapi ketika mobil sudah dijalurnya, mobil pasti akan mau terus kencang, maka AYC bekerja,” ujar Rifat beberapa waktu lalu.
Rifat menjelaskan, pada fitur ini terdapat variabel yang bisa membaca, yaitu wheel speed sensor, steering angle, putaran mesin dan rem. Semuanya dapat bekerja secara bersamaan.
“Ini advanced sekali, setiap ASC mobil bekerja pasti mobil kecepatannya lebih pelan, setelah itu dia akan berpikir lama setelah gripnya. begitu dengan AYC kecepatan akan disesuaikan degan putaran mesin, putaran palang kemudi. Mobil ini akan menjaga momentum, kecepatan dalam setiap kondisi,” ucap Rifat.
Jadi kata dia, fungsi dari AYC ini pada dasarnya akan menghindari perilaku yang tidak perlu baik understeer maupun oversteer, karena sistem kerjanya mobil ini akan mendeteksi apakah putaran mesinnya terlalu kencang atau terlalu tinggi, atau setirnya terlalu patah, atau apakah putaran bannya terlalu kencang.
“Jadi ada varian tiga itu yang dibaca sistem itu. Hebatnya jadi sistem sistem walau banyak sistem yang disematkan di kendaraan ini, tapi ini pada dasarnya adalah sistem preventif. Jadi sistem ini bekerja sangat efisien,” kata dia.
“Tidak on all the time. Untuk menyalakan fungsi ini hanya butuh sepersekian detik. Jadi semua sistem yang ada tidak membebani kendarana ini sehingga membutuhkan energy lebih? Tidak. Itulah kecanggihan teknologi pada saat ini dan semua bisa didetek dengan MUT atau alat scan kami,” ujar Rifat.