Hello Skandis!
Tema mengenai pencemaran udara, air, dan tanah semakin hari justru semakin marak diperbincangkan. Titik tertinggi ketika Jakarta dimahkotai sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Bukan hanya kalangan masyarakat yang mendadak resah tapi juga pemerintah.
Sebenarnya berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari penambahan dan pengembangan edukasi mengenai lingkungan sehat, membuat banyak kebijakan baru terkait sampah untuk kalangan rumah tangga hingga industri, menjadikan tema besar dalam setiap konferensi internasional, hingga menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk melakukan gerakan perubahan demi kelestarian bumi, namun semua hal ini belum membuahkan hasil yang signifikan.
Pada akhirnya begitu banyak pemberitaan yang kita dengar tentang rusaknya alam, gunungan sampah sekarang lumrah di temui di berbagai tempat, hingga krisis air bersih yang tidak lagi terkendala kemarau panjang, tapi karena kontaminasi limbah rumah tangga hingga industri. Jika sudah begini lantas bagaimana cara membenahinya. Sudah terlanjur kacau dan tidak terkendali.
Hal yang mampu kita lakukan Skandis, adalah dengan berkaca terlebih dahulu. Sipakah kita, apakah Skandis adalah bagian dari orang-orang yang peduli terhadap lingkungan atau justru menjadi pelaku kejahatan pencemaran lingkungan.
Berusaha peduli terhadap lingkungan tidak melulu harus melakukan langkah besar dan tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan. Skandis bisa memulainya dari hal kecil yang konsisten dilakukan hingga pada akhirnya menjadi sesuatu yang terakumulasi untuk memberi manfaat pada lingkungan.
Salah satu hal yang mulai bisa Skandis lakukan adalah menerapkan green living. Ini adalah sebuah konsep hidup yang berusaha untuk ramah terhadap lingkungan. Hidup di bumi maka berbuat baiklah terhadapnya.
Tidak sibuk dengan keuntungan diri sendiri hingga lalai bahwa bumi adalah rumah yang tidak hanya menjadi tempat tinggal kita, Skandis, tapi juga orang lain di berbagai penjuru tempat dan dunia juga untuk generasi-generasi selanjutnya. Tidak lupa juga bahwa bumi adalah tempat hidup hewan dan tumbuhan.
Baca Juga:
- Meningkatkan Kualitas Hidup Dengan Slow Living
- Gaya Hidup Slow Living, Bantu Diri Terbebas dari Stres, Yuk Coba…
- Gaya Hidup “LAGOM” di Negara Skandinavia
Manfaat dari penerapan green living atau eco-friendly sangatlah mudah. Pasalnya tidak membutuhkan tambahan komponen lainnya, Skandis hanya tinggal kembali kepada kebutuhan bukan keinginan yang seringkali membungkus dorongan untuk melakukan pencemaran alam dengan gaya hidup kekinian. Jadi langkah kecil apa saja yang bisa dilakukan untuk menerapkan green living, yuk kita simak bersama:
• Hemat Listrik
Kampanye penghematan listrik sebenarnya sudah dilakukan sejak berpuluh tahun lamanya. Tapi pada kenyataannya gardu-gardu listrik baru justru dibangun untuk memasok kebutuhan listrik.
Sebenarnya tidak sulit melakukan penghematan listrik. Skandis hanya perlu mencabut stop kontrak berbagai peralatan listrik yang tidak digunakan. Pastinya kita sering membiarkan kabel televisi, kipas angin, microvawe, dan peralatan rumah tangga lainnya tetap tercolok walaupun tidak digunakan. Ingat ya Skandis, hemat listrik artinya pengurangan tagihan listrik.
Skandis juga bisa mengganti beberapa peralatan elektronik dengan LED yang terbukti mampu mengurangi konsumsi listrik, seperti penggantian lampu pijar dengan lampu LED.
• Hemat Air
Sekarang banyak sekali orang yang tergila-gila dengan interior kamar mandi yang mewah. Tujuannya adalah betah berlama-lama didalamnya, terutama ketika sedang relaksasi dengan berendam atau melakukan banyak treatment kecantikan.
Sadarkah Skandis, bahwa hal ini justru membuka peluang untuk menggunakan air secara berlebihan. Sejatinya dalam banyak jurnal dan artikel kesehatan telah dijelaskan bahwa kulit yang banyak terpapar zat kimia, sekalipun produk kecantikan, justru akan membuat kulit rentan mengalami kerusakan.
Menggunakan air secara tepat dan hemat akan membantu bumi terselamatkan dari krisis air bersih. Cukup gunakan sesuai kebutuhan, mengganti peralatan air dengan sistem sensor, segera memperbaiki dan mengganti pipa saluran air yang bocor, dan tidak membiarkan air dalam wadah terbuka hingga akhirnya tercemar akan sangat bermanfaat dalam kelangsungan air untuk masa mendatang.
• Menanam Tanaman
Sekalipun tinggal di apartemen tidaklah sulit untuk menanam tanaman. Tanaman bisa hidup dengan media yang kecil, seperti dalam pot atau menggunakan sistem hidroponik. Skandis hanya perlu kemauan melakukannya, dimana keuntungan yang didapatkan bukan hanya tempat tinggal menjadi asri tapi juga berperan dalam menghasilkan udara bersih, walau tidak seberapa.
Bahkan jika sudah terbiasa menanam tanaman, Skandis bisa merambah dengan belajar menanam sayur sendiri, seperti yang banyak dilakukan warga dunia di negara-negara maju, seperti Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa.
• Mengurangi Sampah
Stop menjadi pribadi yang masa bodoh. Belajarlah untuk peduli, sekalipun masih dalam lingkup yang kecil. Skandis bisa mulai dengan membawa botol minum sendiri dari rumah, gunanya untuk mengurangi pembelian minuman kemasan yang sampahnya tidak terdaur ulang dalam waktu yang cepat.
Mungkin Skandis sudah terbiasa dengan membuang sampah pada tempatnya, tapi apakah sampah tersebut sudah dibuang sesuai dengan jenis sampah. Sekarang sudah banyak tempat sampah umum yang menyediakan tempah sampah berdasarkan kategori, organik dan anorganik, atau basah, kering, dan plastik.
Jika Skandis tidak menemukan tempat sampah jenis ini, Skandis bisa menyimpannya terlebih dahulu untuk selanjutnya di buang di tempat sampah yang berlabel tersebut, seperti kebiasaan orang Jepang.
• Bijak Bertransportasi
Mulailah dengan tidak bergantung pada kendaraan roda dua atau empat milik Skandis saat berpergian. Untuk rute yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal, Skandis bisa mencoba berjalan kaki, sebagai alternatif pengurangan polusi udara dan manfaat kesehatan yang diperoleh. Skandis juga bisa mencoba moda transportasi umum yang sekarang sudah sangat maju dan minim kejahatan.
Jika Skandis diharuskan menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kendaraan Skandis lulus uji emisi, berknalpot SNI yang tidak menimbulkan kebisingan, serta mengikuti anjuran pemerintah untuk menggunakan bahan bakar non subsidi.
Masih banyak lagi langkah-langkah sederhana tapi hebat yang bisa Skandis lakukan untuk menyelamatkan bumi. Pada intinya penerapan green living haruslah sesuai dengan kemampuan Skandis, agar diperoleh perasaan sukarela dan nyaman dalam menjalaninya. Jika bukan kita, lantas siapa lagi yang akan menjaga bumi.(Eka Sawitri Rahayu)