Penyakit rabies ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di beberapa daerah di Indonesia. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, total orang yang terkena gigitan hewan terinfeksi virus rabies mencapai 270 orang per Senin (12/6/2023).
Diberitakan dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2023), kejadian serupa menyerang 26 orang di Kabupaten Sikka, NTT. Bahkan, dari puluhan korban gigitan anjing rabies tersebut, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Rabies adalah penyakit yang ditularkan dari hewan terinfeksi ke manusia melalui air liur, termasuk dengan gigitan. Lalu, bagaimana ciri atau gejala rabies pada hewan yang terinfeksi?
Ciri hewan terinfeksi rabies
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan rabies sebagai penyakit dari hewan yang menyerang sistem saraf pusat manusia. Saat gejala klinis muncul, penyakit rabies hampir 100 persen fatal bagi penderitanya karena sudah menyerang kinerja otak. Dari 99 persen kasus, anjing peliharaan bertanggung jawab atas penularan virus rabies ke manusia. Namun, rabies juga dapat menyerang hewan peliharaan lain dan hewan liar.
Virus rabies menyebar dari hewan ke manusia melalui air liur dengan media penyebaran berupa gigitan, cakaran, atau kontak langsung dengan luka terbuka. Dilansir dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), rabies hanya menyerang mamalia, makhluk berdarah panas dengan bulu, termasuk manusia.
Hewan yang mengidap rabies sebenarnya tidak dapat diketahui hanya dengan melihat. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah melakukan pengujian laboratorium. Namun, hewan terinfeksi rabies akan menunjukkan tingkah aneh yang tidak biasa. Misalnya, mereka akan lebih agresif dan mencoba menggigit manusia atau hewan lain.
Berikut beberapa ciri hewan yang terinfeksi rabies:
- Bertingkah terlalu agresif
- Kerap menggigit obyek imajiner atau sesuatu yang hanya ada di bayangan
- Produksi air liur berlebihan
- Kesulitan menelan
- Tampak lebih jinak dari biasanya
- Kesulitan bergerak atau menjadi lumpuh.
Beberapa hewan mungkin tidak terlihat sakit, sehingga penting untuk tidak asal mengelusnya terutama jika bertemu di lingkungan luar. Selain itu, jika melihat kelelawar tergeletak di tanah, patut diwaspadai telah terinfeksi rabies dan tidak sembarangan untuk menyentuhnya.
Baca Juga- Ramai Kasus Rabies, Ini Ciri-ciri Hewan Terkena Rabies Termasuk Anjing
- Mengapa Anjing Hobi Menjilati Pemiliknya?
- 5 Fakta unik tentang anjing, hewan setia yang punya Indera penciuman
Tiga fase gejala rabies pada hewan
Di sisi lain, dikutip dari berbagai sumber (14/6/2023), terdapat tiga fase gejala rabies yang dapat menyerang hewan.
1. Fase prodromal
Gejala rabies pada fase prodromal biasanya akan muncul tiga hari setelah terinfeksi, meliputi:
- Perubahan perilaku drastis
- Suka bersembunyi di tempat gelap karena sensitif terhadap cahaya
- Takut dengan air (hidrofobia)
- Hewan aktif menjadi tenang atau pemalu dan sebaliknya.
2. Fase eksitasi
Fase eksitasi merupakan fase saat virus rabies telah berkembang dalam kelenjar air liur. Berlangsung sekitar 3-5 hari, ciri fase ini meliputi:
- Produksi air liur berlebih
- Tingkah laku berubah menjadi agresif
- Tidak mengenali pemiliknya
- Menggigit benda apa pun yang bergerak di sekitarnya.
3. Fase paralisis
Fase paralisis atau kelumpuhan adalah fase terakhir dari gejala rabies pada hewan. Terjadi saat virus telah menyebar hingga ke otak, biasanya gejala akan berlangsung selama 3-4 hari sebelum akhirnya meninggal.
Gejala pada fase paralisis antara lain:
- Rahang mengunci
- Hewan ambruk atau tidak bisa berdiri.
Cara mencegah hewan terkena rabies
Dikutip dari berbagai sumber, cara terbaik untuk mencegah rabies adalah melakukan vaksinasi hewan peliharaan sesuai jadwal. Vaksin tidak hanya menghindari hewan peliharaan dari rabies, tetapi juga melindungi hewan lain dan manusia di sekitarnya.
Namun, jika vaksinasi tidak rutin dilakukan, rabies pada hewan peliharaan dapat dicegah dengan menghindari kontak hewan liar. Adapun saat berjalan-jalan, pastikan untuk mengikat hewan peliharaan dengan tali dan selalu waspada terhadap lingkungan sekitar.
Sebab, hewan yang berkeliaran bebas lebih mungkin bersentuhan dengan hewan liar dan tertular virus. Jika melihat hewan liar atau hewan peliharaan bertingkah aneh, segera hubungi dokter hewan atau otoritas kesehatan lain. Jangan mencoba untuk menyentuh atau bahkan menangkap hewan suspek rabies sendiri. Sebaliknya, tetap jaga jarak dan peringatkan orang sekitar untuk tetap waspada.
Artikel ini telah tayang dengan judul:”Kasus Merebak, Waspadai Ciri-ciri Hewan Terinfeksi Rabies!”