Gejala stres dapat dengan mudah dikenali melalui sejumlah tanda yang terlihat di tubuh. Tetapi biasanya gejala itu dapat muncul ketika stres tidak dikelola dengan baik, dialami seseorang dalam jangka panjang sehingga perlahan menunjukkan gejala yang mengganggu. Beberapa di antaranya dapat dikenali melalui sensasi nyeri di bagian tubuh tertentu hingga gejala lain yang sering tidak disadari.
Tanda stres yang muncul di tubuh
Stres merupakan bagian alami dan penting bagi kehidupan kita. Bila tidak dikelola dengan baik, tanda-tanda stres juga dapat dirasakan pada fisik. Melansir laman Cleveland Clinic, stres bisa memengaruhi sejumlah bagian tubuh hingga menimbulkan gangguan kesehatan yang mengganggu. Berikut tanda-tanda stres yang dapat dikenali melalui gejala fisik.
1. Nyeri otot dan persendian
Stres dapat menyebabkan rasa nyeri atau pegal pada otot dan persendian. Beberapa gejalanya sering dianggap sebagai radang sendi, fibromyalgia, hingga kondisi lain yang diakibatkan oleh tingkat stres. Menurut American Psychological Association (APA), saat kita mengalami stres, otot akan menegang. Saat stres itu hilang, otot dan persendian juga cenderung melepaskan ketegangan.
2. Jantung dan paru-paru
Percaya atau tidak, stres juga bisa memengaruhi kondisi jantung dan paru-paru, salah satu gejalanya dapat dikenali dengan sensasi detak jantung yang meningkat. Jika stres tidak dikelola dengan baik, terlalu banyak hormon kortisol di dalam tubuh bisa memperburuk kondisi jantung dan menimbulkan penyakit seperti penyakit jantung, gangguan irama jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke. Pada gangguan yang muncul di paru-paru, stres bisa memicu sejumlah gejala sesak napas dan napas cepat.
3. Kulit dan rambut
Kulit dan rambut juga tidak kebal terhadap efek stres. Jika kita memiliki gangguan kulit seperti eksim, rosacea, atau psoriasis, stres dapat memperburuknya. Selain itu, kondisi stres juga dapat menyebabkan gatal-gatal dan gatal, keringat berlebih dan rambut rontok.
4. Gangguan usus
Pernahkah mengalami sakit perut karena terlalu stres? Ya, bukan lagi rahasia umum jika stres dapat berdampak nyata pada sistem pencernaan. Beberapa gejalanya bisa dikenali mulai dari gejala yang lebih sederhana seperti nyeri, gas berlebih, diare, dan sembelit hingga kondisi yang lebih kompleks seperti sindrom iritasi usus besar dan refluks asam (Gerd).
5. Bahu, kepala dan rahang yang kaku
Efek stres pada tubuh dapat bergerak melalui segitiga “ketegangan” yang meliputi bahu, kepala, dan rahang. Stres dapat memicu sakit kepala tegang, sesak di leher dan rahang, serta simpul dan kejang di leher dan bahu.
6. Sistem kekebalan tubuh menurun
Kita membutuhkan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan penyakit, tetapi stres melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri hingga virus. Akibatnya, orang yang tidak bisa mengelola stresnya akan lebih mudah terserang penyakit seperti pilek atau flu, autoimun, lupus hingga radang usus.
7. Penambahan berat badan
Stres juga dapat memengaruhi berat badan. Pasalnya, kortisol bertanggung jawab untuk mengatur metabolisme tubuh. Ketika ada kortisol yang dilepaskan terlalu banyak, maka beberapa fungsi tubuh jadi terganggu dan metabolisme melambat. Kondisi itu lantas bisa memengaruhi metabolisme kalori, penambahan nafsu makan dan berdampak pada penambahan berat badan.
Source : https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/15/081839720/7-tanda-stres-yang-muncul-di-tubuh-otot-kaku-hingga-kegemukan?page=all#page2